Gunung Gede-Pangrango adalah satu-satunya gunung
yang paling sering di daki di Indonesia, kurang lebih 50.000 pendaki per
tahun, meskipun peraturan dibuat seketat mungkin, bisa jadi karena
lokasinya yang berdekatan dengan Jakarta dan Bandung. Untuk
mengembalikan habitatnya biasanya tiap bulan Agustus ditutup untuk
pendaki juga antara bulan Desember hingga Maret. Untuk mengurangi
kerusakan alam maka dibuatlah beberapa jalur pendakian, namun jalur yang
populer adalah melalui pintu Cibodas
Mulai 1 April 2002 untuk mengunjungi Taman Nasional
Gn.Gede-Gn.Pangrango
diberlakukan sistem booking, 3-30 hari sebelum pendakian harus booking
dahulu. Jumlah pendaki dibatasi hanya 600 orang per malam, 300 melalui
Cibodas, 100 melalui Selabintana, 200 melalui Gunung Putri. Pendaftaran
pendaki hanya dilanyani di Wisma Cinta Alam kantor Balai Taman Nasional
Gn. Gede-Pangrango pada hari kerja (senen-jumat) pada jam kantor. Pos
Cibodas, Gn. Putri dan Salabintana sudah tidak melayani ijin pendakian.
Hanya sebagai pos kontrol.
Pemerintah Hindia Belanda menetapkan kawasan hutan seluas 150 km2 di
puncak Gunung Gede Pangrango (Kabupaten Cianjur) sebagai suaka alam pada
tahun 1889. Pemerintah RI kemudian mengubah status wilayah Gede
Pangrango menjadi Taman Nasional pada tahun 1980.
CUACA
Gede Pangrango adalah salah satu tempat di pulau jawa yang terbanyak
curah hujannya, rata-rata pertahun mencapai 3.000 hingga 4.200 mm. Musim
Hujan dimulai pada bulan Oktober hingga bulan mei dengan curah hujan
lebih dari 200 mm setiap bulannya, dan lebih dari 400 mm perbulannya
diantara bulan Desember hingga Maret dan taman biasanya ditutup. Taman
nasional ini sangat penting untuk menyerap air hujan.
Saat terbaik untuk mengunjungi taman maupun pendakian adalah diantara
musim kemarau sekitar juni hingga september, dimana pada saat itu curah
hujan turun dibawah 100 mm. Suhu rata-rata berfariasi dari 18ºC di
Cibodas hingga kurang dari 10ºC di puncak gunung gede dan pangrango,
dengan kelembaban diantara 80% dan 90%. Pada malam hari suhu di puncak
gunung bisa mencapai dibawah 5ºC, sehingga bagi setiap pendaki gunung
harus membawa jaket tebal. Pendaki juga perlu berhati-hati karena
pohon-pohonan mudah tumbang.
Kelembabannya sangat tinggi terutama di hutan pada malam hari, namun
pada musim kemarau di puncak gunung berubah turun pada malam hari
sekitar 30% hingga siang hari naik mencapai 90%. FAUNA
Tercatat ada 245 jenis burung di taman ini, ketika Junghuhn mendaki
Gn.Pangrango pada tahun 1839, merupakan pendaki pertama yang dilakukan
oleh orang Eropa, ia menemukan dua badak jawa di dekat puncak gunung
(kandang badak) seekor sedang berendam di suatu sungai kecil dan yang
lain sedang merumput di pinggir sungai. Sekitar 150 tahun yang lalu juga
masih dihuni oleh banteng dan rusa jawa. Pada tahun 1929 masih ada
Macan tutul Panthera pardus di Taman Nasional ini, dan tahun 1986 masih
tersisa 10, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi.
PINTU MASUK TAMAN
Bagi setiap pengunjung wajib minta ijin di pintu masuk taman yang dapat
diperoleh di kantor Cibodas. Pengunjung dapat memasuki taman lewat
beberapa pintu diantaranya:
1. Kebun Raya Cibodas
Pintu Cibodas (Cipanas) merupakan pintu masuk utama dan kantor pusat
taman. Berjarak kira-kira 100 km dari Jakarta / 2,5 jam dengan mobil, 89
km dari Bandung / 2 jam naik mobil.
2. Pintu Gunung Putri (Cianjur) dekat dengan Cibodas
dan dapat dijangkau lewat Cipanas atau Pacet. Pintu Selabintana
(Sukabumi) berjarak 60 km dari Bogor / 1,5 jam naik mobil, dan 90 km
dari Bandung / 2 jam naik mobil. Jalur ini sudah ditutup, karena ada
beberapa tempat yang terkena longsor sehingga kita harus merangkak
melalui pinggiran jurang dengan tali. Untuk itu diperlukan ijin khusus
dan harus dengan pengawalan ranger.
3. Pintu Situgunung (Sukabumi) berjarak 15 km dari
Selabintana ke arah Bogor. Jalur menuju puncak Gunung Gede dan Pangrango
memiliki jalur yang sangat jelas, kecuali pintu masuk Situgunung.
PERATURAN PENDAKIAN
1. Semua pengunjung wajib membayar tiket masuk taman
dan asuransi. Para wisatawan dapat membelinya di ke empat pintu masuk.
Ijin khusus diperlukan bagi pendaki gunung atau wisatawan yang dari
Cibodas menuju Air terjun Cibeureum melanjutkan ke Air Panas. Wisatawan
yang menuju Air terjun Cibeureum lewat Selabintana. Dari perkemahan
Bobojong memasuki Taman Nasional lewat Gunung Putri.
2. Bagi para pendaki gunung harus minta ijin ke kantor
pusat taman di Cibodas, 3-30 hari sebelum pendakian harus booking
dahulu. Jumlah pendaki dibatasi hanya 600 orang per malam.
Jam buka kantor pengurusan ijin:
Senin – Kamis jam 07.30 – 14.30
Jumat jam 07.30 – 11.00
Pendaki harus menyerahkan photo copy KTP atau Surat ijin Orang Tua bagi yang belum memiliki KTP.
3. Penjaga akan memeriksa barang-barang bawaan dan perijinan sebelum memasuki taman.
4. Dilarang membawa binatang ke dalam taman.
5. Dilarang membawa senjata tajam termasuk pisau dan peralatan berburu.
6. Dilarang membawa perlengkapan radio dan bunyi-bunyian ke dalam taman, ijin khusus diperlukan bagi pengguna “walkie-talkie”.
7. Dilarang membuat api unggun yang beresiko tinggi penyebab kebakaran hutan.
8. Dilarang mengganggu, memindahkan, atau merusak barang-barang milik taman. Termasuk mencorat-coret batu atau pohon.
9. Dilarang memetik bunga atau mencabut tanaman.
10. Mendakilah mengikuti jalur utama. Memotong jalur dapat merusak taman dan juga sangat berbahaya.
11. Jangan tinggalkan sampah, sangat sulit dan lama
untuk membersihkan sampah dan botol-botol di gunung. Bawa kembali semua
sampah ke luar taman.
12. Jangan mecemari atau mengotori sungai, pada saat mandi jangan gunakan sabun atau bahan pencemar lainnya.
13. Melapor kembali ke penjaga taman ketika meninggalkan taman dan menyerahkan surat ijin masuk.
14. Dilarang membawa minumam beralkohol ke dalam taman.
KEBUTUHAN MINIMAL
Bagi para pendaki kebutuhan utama yang harus dipenuhi adalah:
1. Perlengkapan minimal pendakian: pakaian hangat,
sleeping bag bila ingin menginap di gunung, jas hujan atau pakaian tahan
air, perlengkapan obat-obatan.
2. Bawalah bekal makanan dan minuman yang cukup (non-alkohol).
3. Dilarang mendaki sendirian, sedikitnya harus tiga
orang dalam suatu kelompok dan sebisa mungkin dibimbing oleh orang yang
sudah hafal betul dengan jalurnya.
Pendakian via Cibodas
PINTU CIBODAS & GUNUNG PUTRI
Jalur terbaik adalah melalui Cibodas, karena kita dapat menikmati
keindahan satwa dan beberapa tempat menarik seperti Telaga Biru, air
terjun Ciberem dan Air Panas. Terutama sekali kita dapat menemukan
aliran air sepanjang jalan hingga pos Kandang Badak suatu pos
persimpangan jalan antara Gunung Gede dan Pangrango.
Cibodas atau Gunung Putri dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum
jurusan Jakarta – Bandung. Turun di Cipanas atau pertigaan Cibodas,
disambung dengan mobil angkutan kecil jurusan Cipanas – Cibodas, atau
Cipanas – Gunung Putri. Selain dikenakan tiket masuk Taman dan Asuransi,
pengunjung diwajibkan meninggalkan photocopy Tanda Pengenal dan
menunjukkan Tanda pengenal asli.
Melalui Cibodas puncak Gunung Gede dapat ditempuh selama 5 jam dan
puncak Gunung Pangrango dapat ditempuh selama 7 jam. Sedangkan melalui
Gunung Putri puncak Gunung Gede dapat ditempuh selama 9 jam.
Dari jalur Cibodas, terdapat beberapa pos peristirahatan yang berupa
bangunan beratap yang sangat bermanfaat untuk berteduh dan menghangatkan
badan. Sebaiknya tidak mendirikan tenda di dalam pos karena mengganggu
para pendaki lainnya yang ingin berteduh.
Sebelum pos Kandang Batu kita akan melewati suatu lereng curam yang
sangat berbahaya, yang dialiri air panas, pendaki perlu ekstra hati-hati
karena sempit dan licin namun banyak pendaki berhenti untuk
menghangatkan badan. Sebaiknya tidak berhenti di sini sangat menggangu
pendaki lainnya, selain itu sebaiknya menggunakan sepatu, panasnya air
sangat terasa bila kita hanya menggunakan sandal.
Sungai Air Panas (kandang Batu)
Mandi di sungai di Pos Kandang Batu ini yang berair hangat sangat
menyegarkan badan, menghilangkan capek dan kantuk. Membantu melancarkan
aliran darah yang beku kedinginan. Jangan gunakan sabun, odol, shampoo,
karena banyak pendaki mengambil air minum di sungai ini. Membuka tenda
di Pos ini sangat mengganggu perjalanan pendaki lainnya.
Meninggalkan Pos Kandang Batu kita akan melewati sungai yang kadang
airnya deras sehingga hati-hati dengan sendal yang dipakai. Celana
panjang mungkin perlu digulung, namun bila air sungai sedang tenang
(tidak ada hujan di puncak) kita bisa melompat di atas batu-batu.
Mendekati Kandang Badak, kita akan mendengar suara deru air terjun yang
cukup menarik dibawah jalur pendakian. Kita bisa memandang ke bawah
menyaksikan air terjun tersebut, atau turun ke bawah untuk mandi bila
air tidak terlalu dingin. Bagi pendaki sebaiknya mengisi persediaan
airnya di pos Kandang Badak, karena perjalanan berikutnya akan susah
memperoleh air. Setelah kandang Badak perjalanan menuju puncak sangat
menanjak dan melelahkan disamping itu udara sangat dingin sekali. Disini
terdapat persimpangan jalan, untuk menuju puncak
Gn.Gede
ambil arah ke kiri, dan untuk menuju puncak Gn.Pangrango ambil arah
kanan. Persiapan fisik, peralatan dan perbekalan harus diperhitungkan,
sebaiknya beristirahat di pos ini dan memperhitungkan baik buruknya
cuaca.
Puncak Gn. Pangrango dilihat dari puncak Gn Gede
Menuju puncak Pangrango waktu yang dibutuhkan sekitar 3 jam dengan jarak
tempuh lebih kurang 3 km, dengan melintasi kawasan hutan lebat yang
sangat terjal. Dari puncak gunung Pangrango pendaki tidak bisa menikmati
pemandangan sekitar karena masih banyak pohonan. Sedikit turun ke arah
barat terdapat areal terbuka seluas 5 ha yang dipenuhi dengan tanaman
bunga edelweis. Tempat ini di sebut Alun Alun Mandalawangi.
Untuk menuju puncak gunung gede pendaki menyusuri punggungan gunung yang
terjal. Terdapat sebuah tempat yang disebut Tanjakan Setan, tempat ini
sangat terjal dan dilengkapi dengan tali baja untuk berpegangan. Dari
atas tanjakan ini pendaki bisa memandang panorama puncak gunung
Pangrango yang sangat indah.
Hempasan angin kencang sangat terasa di tempat ini. Pendakian di musim
hujan tempat ini terasa sangat dingin karena hembusan angin kencang yang
bercampur dengan air. Pendaki yang belum makan biasanya akan mudah
sakit ketika tiba di tempat ini. Bahkan bisa terkena kram bila tidak
menggunakan pakaian yang cukup tebal. Hingga puncak Gunung Gede angin
kencang akan selalu menemani pendaki.
Puncak Gn. Gede
Puncak gunung gede memanjang, berbeda dengan puncak gunung pangrango
yang runcing sempurna. Pendaki biasanya menikmati pemandangan Kawah
Gunung Gede yang sangat luar biasa. Tercium aroma bau belerang yang
kadang kala sangat menyengat hidung. Kawah gunung Gede terdiri dari
Kawah Ratu dan Kawah Wadon.
Puncak gunung Gede sangat indah namun perlu hati-hati, kita dapat
berdiri dilereng yang sangat curam, memandang ke kawah Gede yang
mempesona. Dibawah lereng-lereng puncak ditumbuhi bunga-bunga edelweis
yang mengundang minat untuk memetiknya, hal ini dilarang dan sangat
berbahaya bagi kelestariannya.
Alun-alun SURYA KENCANA
Dari puncak Gede kita bisa kebawah menuju alun-alun SuryaKencana, dengan
latar belakang gunung Gumuruh. Terdapat mata air yang jernih dan tempat
yang sangat luas untuk mendirikan kemah.
Tempat berkemah
Bila berkemah di alun-alun Surya Kencana di pagi hari sekitar jam 5 pagi
pendaki akan dibangunkan oleh para pedagang yang menawarkan nasi uduk
dan rokok, (Gunung apa pasar !!??..), Dari sini kita belok ke kiri
(timur) bila ingin melewati jalur Gunung Putri, dan untuk melewati jalur
Selabintana kita berbelok ke kanan (barat).
JALUR GUNUNG PUTRI
Untuk menuju Gunung Putri dari Jakarta naik bus jurusan Bandung /
Cianjur turun di Pasar Cipanas. Dari belakang Pasar yang merangkap
terminal ini kita naik mobil angkot ke Gunung Putri. Sebelum melakukan
pendakian kita harus booking terlebih dahulu 3-30 hari sebelum hari
pendakian di Kantor Pusat Taman Nasional yang terletak di Cibodas.
Di Pos Penjagaan Gunung Putri (1.450 mdpl), pendaki wajib melapor dan
menunjukkan surat – surat perijinan dan akan dilakukan pemeriksaan
terhadap barang-barang bawaan. Untuk barang yg dilarang seperti pisau,
radio, sabun, odol, dll. akan diminta oleh petugas. Pada saat keluar
Taman Nasional juga akan dilakukan pemeriksaan kembali serta wajib
memperlihatkan sampah yang dibawa turun sisa-sisa pemakaian kita
sendiri. Di setiap pintu taman ada tempat untuk membuang sampah.
Pendakian via Gunung putri
Pendakian awal berupa jalan setapak yang melintasi kebun penduduk, yang
selanjutnya akan menyeberangi sungai kecil. Setelah melewati sungai
jalur mulai menanjak dan kita akan menemukan pipa air minum yang
disalurkan untuk keperluan penduduk sekitar.
Satu jam perjalanan dari pipa air pendaki akan sampai di Pos Tanah Merah
yang berupa bangunan bekas kantor Taman Nasional yang sudah tidak
terpakai di ketinggian 1.850 mdpl. Beberapa dinding kayu sudah hilang
dan lantai kayunyapun sudah pada berlobang, namun atapnya masih bagus
sehingga dapat digunakan untuk berteduh.
Jalur semakin menanjak dan melintasi akar-akar pepohonan, suasana hutan
semakin lebat dan mencekam, setelah berjalan sekitar 1,5 jam akan sampai
di Pos Legok Lenca diketinggian 2.150 mdpl.
Jalur berikutnya semakin curam dan licin terutama di musim penghujan, di
beberapa tempat medan sempit sehingga pendaki harus ke pinggir bila
berjumpa dengan pendaki dari arah berlawanan. Pos berikutnya adalah
Buntut Lutung yang berada di ketinggian 2.300 mdpl. Tempat ini agak lega
sehingga bisa beristirahat rame-rame setelah melintasi jalur sempit.
Jarang sekali ada pendaki yang membuka tenda di pos-pos di sepanjang
jalur gunung putri. Selain tempatnya sempit dan tidak ada sumber air,
pendaki lebih suka bersusah payah sekuat tenaga untuk sampai di
Alun-Alun Surya kencana dan berkemah di sana.
Sebelum sampai di lapangan terbuka Surya Kencana kita masih harus
melewati dua pos lagi yakni Pos Lawang Seketeng (2.500 mdpl) dengan
medan yang semakin terjal dan semakin menguras tenaga, serta Pos Simpang
Maleber (2.625 mdpl).
Pos yang ada berupa bangunan untuk duduk yang dilengkapi dengan atap
yang disangga satu tiang seperti payung. Seperti pos-pos yang lainnya
tiang penyangga atap sudah roboh semua. Dari Pos Simpang Maleber
lintasan sudah landai alun-alun Surya Kencana sudah nampak di depan
mata. Untuk menuju Pusat Keramaian Alun-Alun ( Kilometer Nol ) kita
harus berjalan ke arah kanan mengikuti aliran sungai kecil yang berada
tepat di tengah-tengah lapangan.
Selanjutnya dari Km-0 kita ke kanan mendaki bukit terjal berbatu yang
banyak ditumbuhi edelweis untuk menuju puncak Gn. Gede. Sedangkan untuk
turun kembali lewat jalur Selabintana kita harus berjalan lurus.
JALUR SELABINTANA
Selabintana (960 mdpl) adalah kawasan wisata yang sangat menarik. Hotel,
penginapan, tempat bermain, air terjun dan bumi perkemahan menjadikan
kawasan ini ramai dikunjungi siapa saja. Kaum Remaja dari Bandung dan
Jakarta sering mengadakan camping di lokasi ini. Kaum Muda Sukabumi
menjadikannya sebagai tempat istimewa untuk berpacaran.
Air Terjun
Di Selabintana terdapat air terjun Ciberem yang memiliki ketinggian
hingga 70 meter. Percikan dan kabut yang tercipta oleh air terjun sudah
terasa dari kejauhan ketika pengunjung hendak mendekatinya. Untuk menuju
air terjun pengunjung harus melewati jalan berbatu yang panjang dan
terjal. Lokasi yang sulit dijangkau ini tidak mengurangi niat orang
untuk menuju ke sana. Banyak orang tua yang sengaja ingin memanfaatkan
suasana alam dan jalur yang menantang ini untuk proses penyembuhan atau
melatih badan.
Jalur pendakian Selabintana kurang diminati oleh para pendaki. Banyak
hal yang menjadi alasan yakni: 1.membutuhkan waktu yang lebih lama baik
dalam pendakian maupun dalam perjalanan di kendaraan umum, 2.akses
kendaraan umum yang susah dan lebih jauh, 3.jalurnya lebih berat,
berlumpur dan banyak pacet.
Setelah melakukan booking beberapa hari sebelumnya di Cibodas pendakian
baru bisa dilakukan. Di Pos Pemeriksaan dilakukan pemeriksaan barang
bawaan dan surat perijinan, kemudian pendaki bisa langsung “ngetrek”
atau berkemah terlebih dahulu di Selabintana.
Dari Pos Pemeriksaan kita berjalan menyusuri tepi sungai yang aliran
airnya jernih dan sangat dingin memasuki kawasan hutan lebat yang banyak
dihuni satwa liar. Lintasan berupa jalan berbatu yang ditata rapi
menyusuri punggungan gunung. Monyet-monyet bergelantungan di atas pohon,
aneka burung berkicauan di atas dahan.
Setelah berjalan sekitar 1/2 jam kita akan berjumpa dengan menara
pengamatan burung. Selanjutnya akan sampai di Pos Citingar (1.000mdpl).
Di sepanjang jalur banyak terdapat sampah dedaunan. Di musim penghujan
banyak pacet dan di musim kemaraupun masih ada pacet. Medan yang berupa
tanah gembur dilapisi guguran dedaunan semakin menanjak dan licin.
Bila ingin beristirahat sebaiknya tidak duduk di atas pohon tumbang
atau di tanah berhumus karena banyak pacet, cukup berdiri mengambil
nafas panjang. Masih dalam kondisi jalur yang sama kita akan sampai di
Pos Citingar Barat (1.175 mdpl). Sekitar 2-3 jam kita berjalan dikawasan
hutan yang banyak pacetnya ini. Untuk itu gunakan sepatu gunung jangan
pakai sendal, untuk menghindari puluhan pacet nempel di kaki.
Selanjutnya jalur masih berupa tanah gembur dilapisi dedaunan. 1 jam
kemudian jalur agak landai sedikit turun dari punggungan gunung
menghindari lintasan lama yang longsor (di atas lintasan baru). Di
lokasi ini lintasan baru dilapisi dengan batu yang ditata rapi danPacet
sudah jarang dijumpai. Kemudian kita akan sampai di Pos Cigeber (1.300
mdpl).
Bila lintasan sebelumnya langit tertutup oleh rimbunya pepohonan
(canopy), maka lintasan berikutnya kita mulai bisa melihat langit karena
pohon-pohon yang sangat tinggi sudah jarang. Tanah yang diinjak mulai
agak keras. Kita akan melewati pinggiran jurang yang banyak ditumbuhi
rumput-rumput yang agak tinggi. Selanjutnya tiba di Pos Cileutik (1.500
mdpl).
Sedikit turun di bawah Pos yang sudah roboh ini terdapat sungai yang
aliran air nya kecil dan membentuk air terjun mini. Bila tidak terlalu
dingin bisa mandi di sungai ini. Di lokasi ini beberapa pendaki bisa
beristirahat bersama namun tidak cukup untuk mendirikan 2-3 tenda.
Setelah menyeberangi sungai kecil, medan kembali menanjak dan memasuki
kawasan hutan yang lebat. Di beberapa tempat tanah yang diinjak agak
lembek. sekitar 2 jam berjalan pendaki akan sampai di Pos yang banyak
dikelilingi pohon-pohon yang memiliki bentuk yang aneh, sehingga bisa
menimbulkan fantasi yang bermacam-macam.
Selanjutnya kita berjalan sekitar 2 jam maka kita akan sampai di Pos
yang hanya bisa digunakan untuk duduk beristirahat sekitar 8 orang.
Lintasan berikutnya makin terjal, di beberapa tempat kita bisa
berpegangan pada akar-akar dan selanjutnya pendaki akan melewati jalur
yang banyak di tumbuhi rumput-rumput yang sangat tinggi.
Sekitar satu jam kita akan sampai di Pos Pertigaan, di tempat ini
terdapat persimpangan jalur, bila ke kanan menuju puncak gunung Gumuruh,
bila ke kiri menuju alun-alun Surya Kencana. Sekitar lima menit dari
lokasi Pos ini kita akan sampai di tempat yang terbuka, ke kanan kita
bisa melihat ALun-alun Surya Kencana dan Puncak Gunung Gede.
Danau Biru
Untuk menuju pusat Alun-alun (Kilometer Nol) kita berjalan ke kanan
sekitar 15 menit. Di lapangan luas ini kita bisa beristirahat mendirikan
tenda. Untuk melanjutkan perjalanan lewat jalur Cibodas kita harus
mendaki puncak gunung Gede terlebih dahulu. Sedangkan untuk melewati
jalur Gunung Putri kita berjalan lurus mengikuti pinggiran sungai.
Hamparan tanaman Bunga Edelweis yg dilindungi
Untuk menuju puncak Gunung Gede dari Km-0 kita masih harus mendaki
batuan terjal yang banyak ditumbuhi Bunga Edelweis, dengan waktu tempuh
sekitar 30 menit.
TRANSPORTASI:
JALUR CIBODAS
Naik bus jur Jakarta-Bandung lewat puncak, turun di pertigaan Cibodas. Mobil angkot ke Kebun Raya Cibodas.
JALUR GUNUNG PUTRI
Naik bus jur Jakarta-Bandung lewat puncak, turun di pasar Cipanas. Mobil Angkot ke gunung Putri.
JALUR SELABINTANA
Dari Sukabumi naik mobil angkot ke Selabintana. Jalan kaki/carter angkot ke Pondok Halimun.
JAKARTA – GUNUNG GEDE – PANGRANGO (perkiraan waktu tempuh) :
1. Jakarta – Cipanas ( arah Bandung ) jarak: 100km waktu tempuh -/+ 2 jam (berkendaraan)
2. Cipanas – Taman Cibodas ( Pintu Masuk ) -/+ 30 mnt (berkendaraan)
3. Cibodas – Danau Biru -/+ 30 mnt (hiking)
4. Danau Biru – Kandang Batu ( Sungai Air Panas ) -/+ 2 jam (hiking)
5. Kandang Batu – Kandang Badak -/+1,5 jam (hiking)
6. Kandang Badak – Puncak Gede ( 2.958 Mdpl ) -/+ 1 jam (hiking)
7. Kandang Badak – Puncak Pangrango ( 3.019 Mdpl ) -/+ 3 jam (hiking)
8. Puncak Gede – Alun Alun Suryakencana -/+ 30 mnt (hiking)
Selamat berpetualang!