PENDUDUK INDONESIA TERTUA DAN PERSEBARAN BANGSA-BANGSA DALAM ZAMAN PREHISTORI
Manusia di Indonesia yang tertua sudah ada kira-kira satu juta tahun
yang lalu, waktu Dataran Sunda masih merupakan daratan, waktu Asia
Tanggara bagian benua dan bagian kepulauan masih tersambung menjadi
satu. Penduduk Dataran Sunda itu memiliki ciri fisik yang berbeda dari
manusi sekarang ini, sisa-sisanya adalah beberapa fosil yang ditemukan
di lembah Bengawan Solo. Fosil-fosil itu oleh para ahli disebut Pithecanthropus Erectus, fosil ini juga ditemukan di sebuah gua dekat Peking, dan beberapa Asia Timur.
Karena
waktu bentuk fisiknya sudah berevolusi, sehingga menampakkan cirri-ciri
yang berbeda. Sejumlah fosil yang telah mengalami evolusi ditemukan di
desa Ngandong dan para ahli menyebutnya sebagai Homo Soloensis. Homo Soloensis
itu dalam beberapa tahun kemudian mereka berevolusi menjadi manusi
asekarang, tetapi dengan ciri-ciri ras yang menyerupai penduduk asli
Australia. Sisa-sisa fosil dari perubahan Homo Soloensis di temukan dis uatu tempat bernama Wajak, para ahli menyebutnya Homo Wajakensis.
Fosil itu juga banyak ditemukan di daerah Talgai, Darling Downs,
Queensland,yang dipercaya sebagai nenek monyang penduduk asli Australia.
Persebaran manusia dengan ciri-ciri Austro-Melanesoid.
Nenek
moyang dari manusia Wajak tersebut diatas, sebelumnya sudah ada yang
menyebar ke arah barat dan ke arah timur Nusantara. Mereka yang menyebar
ke arah timur menduduki Irian. Meraka hidup dalam kelompok-kelompok
kecil di daerah muara-muara sungai di mana mereka hidup dengan menangkap
ikan di sungai, dan meramu tumbuh-tumbuhan. Pada masa sekarang
bekas-bekas itu dapat ditemukan di daerah Teluk McCluer dan Teluk Triton
di kepala Cendrawasih. Bekas-bekas itu berupa tempat-tempat
perlindungan di bawah karang atau yang disebut abris sous roches.
Di bagian
barat dari Nusantara orang Austro-Melanesoid, mengembangkan suatu
kebudayaan yang pada dasarnya sama dengan kelompok yang dihidup di
Irian. Mereka juga mengembangkan perkampungan abris sous roches. Adapun
perbedaan dengan kelompok di Irian adalah mereka menggunakan kapak
genggam yang mempunyai suatu sisi bekas pecahan yang kasar dan suatu
sisi luar yang lebih halus. Kapak itu sering diasah pada bagian
tajamnya.
Persebaran dari manusia Austro-Melanesoid yang makan kerang, dapat
direkontruksi dari adanya timbunan sisa-sisa kulit kerang yang di sebut kjokkenmoddinger
atau sampah dapur. Sekarang tempat-tempat yang berupa bukit-bukit
kerang dan ditandai dengan adanya kapak genggam yang bagian tertentunya
tajam. Banya dijumpai di Aceh, Kedah dan Pahang di Malaysia. Kecuali itu
k[ak-kapak itu juga ditemukan di Jawa Timur, tetapi juga di Vietnam
Utara, ialah di Pengunungan Bacson, dan di gua-gua dari Propinsi
Hoa-binh, Hoa-nam, dan Tan-Hoa. Justru penemuan-penemuan alat-alat
prehistoris yang berpusat kepada alat genggam itu tadi disebut alat-alat
Bacson-Hoabinh.
Fosil-fosil manusia yang sering ditemukan bersamaan dengan alat-alat
Bacson-Hoabinh tadi, seperti misalnya di gua Sodong dan Samoung di Jawa
Timur, di bukit kerang di Aceh, dan Di gua Kepah di Malaysia Barat,
menunjukkan secara dominan ciri-ciri Austro-Melanesoid, sungguh pun bercampur ciri-ciri ras Mongoloid. Justru
karena itulah Koentjaraningrat condong untuk menyimpulkan bahwa adanya
persebaran dari timur ke barat dari manusia Austro-Melanesoid berasal
dari Jawa, melalui Sumatera, Semenanjung Malayu dan Muang Thai sampai
Vietnam Utara.
Pengaruh ciri-ciri Mongoloid. Dari
manakah kiranya asalnya ciri-ciri Paleo-Mongoloid yang tampak pada
penduduk kuno di Indonesia tersebut. Ciri-ciri itu mungkin bersal dari
Asia. Satu kemungkinan adalah melalui jalan yang dilalui oleh orang
Austro–Melanesoid yang ke arah barat dan utara, di mana orang-orang
dengan cirri-ciri Mongoloid bercampur dengan orang-orang
Austro-Melanesoid. Dengan demikian
Perpindahan/Migrasi Bangsa-bangsa ke Indonesia
Sebelum Anda membahas lebih jauh uraian materi migrasi bangsa-bangsa ke Indonesia, alangkah baiknya Anda perhatikan terlebih dahulu gambar 1 yang merupakan peta rute atau arah penyebaran kapak persegi dan kapak lonjong (kebudayaan Neolithikum) ke Indonesia.
Sebelum Anda membahas lebih jauh uraian materi migrasi bangsa-bangsa ke Indonesia, alangkah baiknya Anda perhatikan terlebih dahulu gambar 1 yang merupakan peta rute atau arah penyebaran kapak persegi dan kapak lonjong (kebudayaan Neolithikum) ke Indonesia.
Gambar 1. Alur Penyebaran Kebudayaan Neolithikum di Indonesia.
Dari gambar 1 di atas, tentu Anda mempunyai suatu gambaran bahwa
kebudayaan Neolithikum yang berupa kapak persegi dan kapak lonjong yang
tersebar ke Indonesia tidak datang/menyebar dengan sendirinya, tetapi
terdapat manusia pendukungnya yangberperan aktif dalam rangka penyebaran
kebudayaan tersebut.
Manusia pendukung yang berperan aktif dalam rangka penyebaran
kebudayaan itulah merupakan suatu bangsa yang melakukan
perpindahan/imigrasi dari daratan Asia ke Kepulauan Indonesia bahkan
masuk ke pulau-pulau yang tersebar di Lautan Pasifik.
Dari penjelasan di atas tentu Anda ingin mengetahui dari mana, asal
bangsa-bangsa yang berimigrasi ke Indonesia? Untuk itu silahkan Anda
perhatikan gambar 2 berikut ini.
Gambar 2 Alur Perpindahan Bangsa-bangsa.
Bangsa yang berimigrasi ke Indonesia berasal dari daratan Asia tepatnya
Yunan Utara bergerak menuju ke Selatan memasuki daerah Hindia Belakang
(Vietnam)/Indochina dan terus ke Kepulauan Indonesia, dan bangsa
tersebut adalah:
-
Bangsa Melanesia atau disebut juga dengan Papua Melanosoide yang merupakan rumpun bangsa Melanosoide/Ras Negroid. Bangsa ini merupakan gelombang pertama yang berimigrasi ke Indonesia.
-
Bangsa Melayu yang merupakan rumpun bangsa Austronesia yang termasuk golongan Ras Malayan Mongoloid. Bangsa ini melakukan perpindahan ke Indonesia melalui dua gelombang yaitu:
-
Gelombang pertama tahun 2000 SM, menyebar dari daratan Asia ke Semenanjung Melayu, Indonesia, Philipina dan Formosa serta Kepulauan Pasifik sampai Madagaskar yang disebut dengan Proto Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalur yaitu Barat dan Timur, dan membawa kebudayaan Neolithikum (Batu Muda)
-
Gelombang kedua tahun 500 SM, disebut dengan bangsa Deutro Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia membawa kebudayaan logam (perunggu).
-
Tabel Migrasi Bangsa-Bangsa ke Indonesia
-
Gelombang MigrasiJenis BangsaRumpun BangsaJenis Ras
Jenis Bangsa Prasejarah Indonesia
Dengan adanya migrasi/perpindahan bangsa dari daratan Asia ke Indonesia, maka pada zaman prasejarah di Kepulauan Indonesia ternyata sudah dihuni oleh berbagai bangsa yang terdiri dari:
Dengan adanya migrasi/perpindahan bangsa dari daratan Asia ke Indonesia, maka pada zaman prasejarah di Kepulauan Indonesia ternyata sudah dihuni oleh berbagai bangsa yang terdiri dari:
-
Bangsa Melanisia/Papua Melanosoide yang merupakan Ras Negroid memiliki ciri-ciri antara lain: kulit kehitam-hitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar dan hidung mancung. Bangsa ini sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa keturunannya seperti Suku Sakai/Siak di Riau, dan suku-suku bangsa Papua Melanosoide yang mendiami Pulau Irian dan pulau-pulau Melanesia.
-
Bangsa Melayu Tua/Proto Melayu yang merupakan ras Malayan Mongoloid memiliki ciri-ciri antara lain: Kulit sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidung sedang. Yang termasuk keturunan bangsa ini adalah Suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Sasak (Pulau Lombok), Suku Dayak (Kalimantan Tengah), Suku Nias (Pantai Barat Sumatera) dan Suku Batak (Sumatera Utara) serta Suku Kubu (Sumatera Selatan).
-
Bangsa Melayu Muda/Deutro Melayu yang merupakan rasa Malayan Mongoloid sama dengan bangsa Melayu Tua, sehingga memiliki ciri-ciri yang sama. Bangsa ini berkembang menjadi Suku Aceh, Minangkabau (Sumatera Barat), Suku Jawa, Suku Bali, Suku Bugis dan Makasar di Sulawesi dan sebagainya. .
0 komentar:
Posting Komentar