Atlantis Sunda
Category Archives: Kajian Sundanologi
Sunda Wiwitan
Leave a reply
Sunda Wiwitan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sunda Wiwitan (Bahasa Sunda: “Sunda permulaan”, “Sunda sejati”, atau “Sunda asli”) adalah agama atau kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur (animisme dandinamisme) yang dianut oleh masyarakat tradisional Sunda.[1] Akan tetapi ada sementara pihak yang berpendapat bahwa Agama Sunda Wiwitan juga memiliki unsur monotheisme purba, yaitu di atas para dewata dan hyang dalam
pantheonnya terdapat dewa tunggal tertinggi maha kuasa yang tak
berwujud yang disebut Sang Hyang Kersa yang disamakan dengan Tuhan Yang
Maha Esa.
Penganut ajaran ini dapat ditemukan di beberapa desa di provinsi Banten dan Jawa Barat, seperti di Kanekes, Lebak, Banten; Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul, Cisolok, Sukabumi; Kampung Naga; dan Cigugur, Kuningan. Menurut penganutnya, Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan yang dianut sejak lama oleh orang Sunda sebelum datangnya ajaran Hindu dan Islam.
Continue reading
Penganut ajaran ini dapat ditemukan di beberapa desa di provinsi Banten dan Jawa Barat, seperti di Kanekes, Lebak, Banten; Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul, Cisolok, Sukabumi; Kampung Naga; dan Cigugur, Kuningan. Menurut penganutnya, Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan yang dianut sejak lama oleh orang Sunda sebelum datangnya ajaran Hindu dan Islam.
Continue reading
Manusia Gua Pawon, Manusia Beradab Pertama?
Dear All,
Terima kasih Bang Ken yg sudah mempertanyakan Adam AS itu berapa umur pastinya dan Homo Sapiens itu umurnya berapa?
Mohon info kalau ada yang punya data tentang eksistensi manusia Gua Pawon yang sedang atau pernah diteliti sama Tim Cekungan Bandung kalau ngak salah?
Kang Tatang sama Kang Budi Brahmantyo duet maut geologi Unpad feat ITB ya?
Pertanyaan lebih mendalam apakah Manusia Gua Pawon sudah beradab? Berakal sehat?
Kenapa pertanyaan itu dilontarkan untuk mencoba menjawab teka-teki, Kakek Mamang duluuuuw banget bilang bahwa Nabi Adam AS itu asalnya dari Tatar Sunda?
Kang Yadi Ahli Tafsir Al Qur’an menyampaikan bahwa Nabi Adam AS itu Khalifah Pertama di Muka Bumi, Noted ya Adam AS itu bukan manusia pertama tapi Khalifah/ Pemimpin artinya manusia yang diberikan Kecerdasan dalam berfikir secara Common Sense/ Akal Sehat.
Sebelum Adam masih banyak manusia-2 lainnya tapi sebut saja Manusia Purba :). Pithecantropus dan sejenisnya diantaranya.
Continue reading
Terima kasih Bang Ken yg sudah mempertanyakan Adam AS itu berapa umur pastinya dan Homo Sapiens itu umurnya berapa?
Mohon info kalau ada yang punya data tentang eksistensi manusia Gua Pawon yang sedang atau pernah diteliti sama Tim Cekungan Bandung kalau ngak salah?
Kang Tatang sama Kang Budi Brahmantyo duet maut geologi Unpad feat ITB ya?
Pertanyaan lebih mendalam apakah Manusia Gua Pawon sudah beradab? Berakal sehat?
Kenapa pertanyaan itu dilontarkan untuk mencoba menjawab teka-teki, Kakek Mamang duluuuuw banget bilang bahwa Nabi Adam AS itu asalnya dari Tatar Sunda?
Kang Yadi Ahli Tafsir Al Qur’an menyampaikan bahwa Nabi Adam AS itu Khalifah Pertama di Muka Bumi, Noted ya Adam AS itu bukan manusia pertama tapi Khalifah/ Pemimpin artinya manusia yang diberikan Kecerdasan dalam berfikir secara Common Sense/ Akal Sehat.
Sebelum Adam masih banyak manusia-2 lainnya tapi sebut saja Manusia Purba :). Pithecantropus dan sejenisnya diantaranya.
Continue reading
Cipaku Jejak Monotheisme Nusantara Purba
mang kabayan dkabayan@gmail.com
Ternyata penamaan Nusantara itu berasal dari Kabuyutan :). Amanah Buyut mengatakan: “buyut dititipkeun ka puun 33 nusa, 65 bagawan/sungai, dan pancer 25 nagara“. Nusantara = Nusa Diantara/ Diapit Dua Sungai :).
Seperti kita ketahui hal dasar yang dibutuhkan seekor, eeeeeh, seorang manusia adalah Minuman dan Makanan :). Minuman/ Air harus dipenuhi dari mata air atau sungai :). Dan Makanan bisa dari hutan atau mulai bercocok tanam :). Protein bisa dari ikan di sungai atau berburu hewan.
Continue reading
Seperti kita ketahui hal dasar yang dibutuhkan seekor, eeeeeh, seorang manusia adalah Minuman dan Makanan :). Minuman/ Air harus dipenuhi dari mata air atau sungai :). Dan Makanan bisa dari hutan atau mulai bercocok tanam :). Protein bisa dari ikan di sungai atau berburu hewan.
Continue reading
Galuh Agung (Galungung)
GALUH AGUNG
SEJARAH SINGKAT SUMEDANG
Status Update
By Kp Norman Pangerannorman
SEJARAH SINGKAT SUMEDANG
I. ASAL KATA “SUMEDANG”
Kata Sumedang berasal dari “inSUn MEdal
insun maDANGan”, Insun artinya saya Medal artinya lahir Madangan artinya
memberi penerangan jadi kata Sumedang bisa berarti “Saya lahir untuk
memberi penerangan”. Kalimat “Insun Medal Insun Madangan” terucap ketika
Prabu Tajimalela raja Sumedang Larang I melihat ketika langit menjadi
terang-benderang oleh cahaya yang melengkung mirip selendang (malela)
selama tiga hari tiga malam. Kata Sumedang dapat juga diambil juga dari
kata Su yang berarti baik atau indah dan Medang adalah nama sejenis
pohon, Litsia Chinensis sekarang dikenal sebagai pohon Huru, dulu pohon
medang banyak tumbuh subur di dataran tinggi sampai ketinggi 700 m dari
permukaan laut seperti halnya Sumedang merupakan dataran tinggi.
Continue reading Salaka Domas dan Salaka Nagara : Sejarah Sundapura
Salaka Domas dan Salaka Nagara
Sejarah Sundapura
Sejarah Sundapura
Peradaban “Sunda” telah ada antara
30.000 – 12.000 tahun sebelum Masehi, jauh lebih tua dari peradaban
bangsa Mesir (6000 SM). Namun demikian perlu dipahami terlebih dahulu
bahwa istilah “SUNDA” sama sekali bukan nama etnis (suku) yang tinggal
di Jawa Barat, sebab Sunda merupakan nama wilayah besar yang ditimbulkan
oleh adanya ajaran “SUNDAYANA” (yana=ajaran) yang disebarluaskan oleh
Maharaja Resi Prabhu Sindhu-La-Hyang (bapak dari Da Hyang Su-Umbi=Dayang
Sumbi). Inti ajaran Prabhu Sindhu atau Sintho (di Jepang) dan di India
menjadi HINDU (Hindus) adalah ajaran ‘budhi-pekerti’ dan ketata-negaraan
yang disebut sebagai La-Hyang Salaka Domasdan La-Hyang Salaka Nagara. Continue reading
Siapa sih Bujangga Manik?
Sampurasun,
Kumaha Daramang para sahaba semua? mudah2an sehat selalu… Lama tak
menyapa karena banyak keluar kota.. kali ini saya akan bercerita ttg
Napak Tilas Perjalanan Bujangga Manik. … Siapa sih Bujangga Manik?
Beliau adalah seorang Bangsawan Kerajaan
Pajajaran yang memilih menjadi Bramesta Agama Sunda daripada menjadi
Pangeran. Disebut Bramesta karena dalam agama Sunda, seseorang yang
menjadi ahli agama disebutnya Bramesta. Bujangga Manik melakukan
perjalanan dari Kota Pakwan ke Nusa Bali. Dalam perjalanannya Beliau
singgah di suatu tempat di daerah Brebes, tempat itu bernama Jalatunda
dan Agrajati. Beliau berkata bahwa “Jalatunda , Sakakala Silihwangi”.
Perjalanan Para Resi dari Sunda Kecil (Upa Sunda) menuju Sunda Besar.
Perjalanan dari Sunda Kecil (Upa Sunda) menuju Sunda Besar.by LQ Hendrawan
Sampurasun.
Perjalanan dari Sunda Kecil (Upa Sunda) menuju Sunda Besar.
Sejak ribuan tahun lalu para RESI dari pulau DEWATA menempa diri di NUSALARANG (pulau Suci / pulau Nandi / nusa Jawi / nusa Jawa) dan perjalanan mereka berakhir di bagian barat pulau Jawa di Gn. Agung Bataraguru / Gn. Sunda yang pada masa itu merupakan wilayah RAMA. Maka masyarakat Balai Agung hingga saat ini menganggap “saudara tua” kepada para pemeluk Ajar Pikukuh Sunda yang menghormati SANG BATARAGURU / HYANG SIWA.
Setelah kembali dari PA-RA-HYANG, para RESI akan menjadi GURU (Guru Besar) di Balai Agung untuk mengajarkan berbagai kaweruh kepada para Datuk serta Raja-raja yang datang dari seluruh penjuru dunia.
Jadi dapat dipahami, itu sebabnya “kebudayaan” masyarakat di Bali sangat kuat, mereka teguh memeluk Ajar Pikukuh Sunda (Siwa / Bataraguru)… namun sekitar tahun 60an mereka diberi cap oleh pemerintah Indonesia sebagai “Hindu” (Hindu Bali)… dan kebanyakan bangsa Indonesia menganggap bahwa itu semua berasal dari INDIA.
“SUNDA SAAMPAR JAGAT SATUNGKEBING LANGIT… GEUS WANCI KEBO MULIH PAKANDANGAN”
Bersama-sama KITA Kembalikan Kejayaan Leluhur Bangsa Nusantara…!!!
Mugia Rahayu Sagung Dumadi _/|_
Perjalanan dari Sunda Kecil (Upa Sunda) menuju Sunda Besar.
Sejak ribuan tahun lalu para RESI dari pulau DEWATA menempa diri di NUSALARANG (pulau Suci / pulau Nandi / nusa Jawi / nusa Jawa) dan perjalanan mereka berakhir di bagian barat pulau Jawa di Gn. Agung Bataraguru / Gn. Sunda yang pada masa itu merupakan wilayah RAMA. Maka masyarakat Balai Agung hingga saat ini menganggap “saudara tua” kepada para pemeluk Ajar Pikukuh Sunda yang menghormati SANG BATARAGURU / HYANG SIWA.
Setelah kembali dari PA-RA-HYANG, para RESI akan menjadi GURU (Guru Besar) di Balai Agung untuk mengajarkan berbagai kaweruh kepada para Datuk serta Raja-raja yang datang dari seluruh penjuru dunia.
Jadi dapat dipahami, itu sebabnya “kebudayaan” masyarakat di Bali sangat kuat, mereka teguh memeluk Ajar Pikukuh Sunda (Siwa / Bataraguru)… namun sekitar tahun 60an mereka diberi cap oleh pemerintah Indonesia sebagai “Hindu” (Hindu Bali)… dan kebanyakan bangsa Indonesia menganggap bahwa itu semua berasal dari INDIA.
“SUNDA SAAMPAR JAGAT SATUNGKEBING LANGIT… GEUS WANCI KEBO MULIH PAKANDANGAN”
Bersama-sama KITA Kembalikan Kejayaan Leluhur Bangsa Nusantara…!!!
Mugia Rahayu Sagung Dumadi _/|_
Unlike · · Follow Post · Share
-
-
Wildavo Kludakludara keren lur…
-
Sutiana Junaedi minta diterjemahkan dong…..ungkapan di atas…..thanks.
-
Nugraha Wisnu gunung sunda itu tepatnya dimana om?apa gunung sunda purba yang dimaksud gunung sunda yg diatas?
Gunung Salak tempat Persemayaman Raja-raja Sunda
Rakean Heulang Kasundan
Gunung Salak tempat Persemayaman Raja-raja Sunda
By Rakean Heulang Kasundan and Daniels Wairata
in Kampung Budaya Sindangbarang (KBS)
Sampurasun, Kumaha sahabat Kp Budaya
Damang sadayana? lama tak menyapa karena byk di lembur maklum sinyalnya
jelek buat internet di kp Budaya.
Kali ini saya coba bercerita ttg Gunung
Salak dan Fenomenanya. Saat ini di Gunung Salak banyak sekali ditemukan
Punden berundak, diantaranya Punden berundak Arca Domas, Pasir Manggis,
Batu Jolang, Girijaya, Cimelati dan beberapa Punden berundak lainnya.
Terus terang hal ini menjadi pemikiran
saya untuk apa sih para leluhur kita itu membuat punden berundak di
Gunung? Jauh pula….Ternyata setelah saya perhatikan punden2 berundak di
Gunung Salak itu bukan hanya sebagai sarana peribadatan akan tetapi juga
tempat disemayamkannya Raja-raja Sunda.