Fakta Sains di Balik Legenda Sangkuriang – Dayang Sumbi
Legenda Sangkuriang – Dayang Sumbi
adalah sebuah legenda / cerita rakyat dari Tatar Sunda (Jawa Barat).
Cerita ini disampaikan turun-temurun dengan mengkaitkan sebuah fenomena
alam berupa gunung yang menyerupai perahu terbalik, atau lebih dikenal
dengan istilah “Gunung Tangkuban Parahu”.
Gunung Tangkuban Parahu berada di
perbatasan antara Kabupaten Subang dan Bandung, persisnya menurut
administrasi pemerintahan masuk ke dalam wilayah Kecamatan Sagala Herang
kabupaten Subang dan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
Dalam artikel ini, saya tidak akan
mengulas lebih jauh tentang fenomena Gunung Tangkuban Parahu, namun saya
ingin menguak fakta sains yang lain di balik legenda tersebut.
Secara garis besar, dalam legenda
Sangkuriang – Dayang Sumbi, keduanya merupakan Ibu dan Anak (Sangkuriang
= Anak), (Dayang Sumbi = Ibunya). Namun akibat suatu kejadian di masa
lalu, dimana Sangkuriang masih berusia remaja diusir oleh Ibunya; Dayang
Sumbi, akibat membunuh Bapaknya (Tumang), karena Sangkuriang tidak
mengetahui Kalau Tumang adalah Bapaknya. Dari sejak pengusiran itulah
kemudian Sangkuriang pergi mengembara ke suatu arah, tanpa pernah ingin
kembali lagi ke pangkuan ibunya.
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun
demi tahun dilalui Sangkuriang dengan mengembara seorang diri. Gunung,
hutan, lautan, dataran, pesisir telah ia taklukkan. Dalam sekian lama
pengembaraannya itulah pada suatu masa Sangkuriang bertemu dengan
seorang Wanita Cantik yang memikat hatinya, yang kemudian wanita
tersebut tiada lain adalah Dayang Sumbi yang merupakan ibunda dari
Sangkuriang.
Namun, pada awal pertemuannya, baik
Sangkuriang maupun Dayang Sumbi tidak ada yang menyangka bahwa keduanya
merupakan Ibu dan Anak. Dayang Sumbi yang awet muda tidak menyangka
kalau Sangkuriang adalah Anaknya, karena telah sekian tahun dilewati,
Dayang Sumbi menyangka anaknya tidak akan pernah kembali lagi. Begitupun
Sangkuriang, ia tidak pernah membayangkan jika ia harus kembali lagi
bertemu dengan Dayang Sumbi, karena dalam perjalannya ia tak pernah
berbalik arah.
Yang Pertama menyadari bahwa keduanya
merupakan Ibu dan Anak yang terlibat Asmara adalah Dayang Sumbi, yang
ketika itu tengah berduaan dengan Sangkuriang. Dayang Sumbi melihat ada
kemiripan cerita masa lalu yang diutarakan oleh Sangkuriang dengan
peristiwa masa lalu ketika ia mengusir anaknya. Terlebih, Dayang Sumbi
melihat tanda mencengangkan pada kepala Sangkuriang, karena ada semacam
bekas luka akibat pukulan benda tertentu. Hal itu-pun menguatkan ingatan
Dayang Sumbi ketika Mengusir Sangkuriang waktu dulu yang memukul
Sangkuriang dengan sebuah benda berupa sinduk kayu.
Namun Sangkuriang membantah dengan keras
ketika Dayang Sumbi menahan Asmaranya dan mengatakan jikalau dia adalah
Ibunda dari Sangkuriang. Sangkuriang tidak terima dengan pengakuan
Dayang Sumbi, dan tetap bersikeras bahwa tetap mencintai Dayang Sumbi,
karena dalam pengembaraan Sangkuriang, dia tidak pernah merasa kembali
berbalik arah, dan tidak pernah membayangkan untuk kembali pada pangkuan
Sang Ibu. Hingga akhirnya, Dayang Sumbi selaku Ibu tidak ingin
Asmaranya berlanjut, sehingga mensyaratkan Sangkuriang membendung Sungai
Citarum dan membuat Perahu dalam satu malam. Sangkuriang Menyanggupi,
walau akhirnya usahanya tetap digagalkan oleh Sang Ibunda Dayang Sumbi.
Sekarang kita akan mengupas, dimana letak fakta sains dari legenda di atas?
Dalam pandangan saya, sangat jelas dan
nyata, bahwa legenda di atas merupakan bukti bahwa Masyarakat Tatar
Sunda khususnya pada waktu legenda itu lahir, entah disadari atau tidak,
telah membuktikan bahwa dataran bumi ini ternyata tidak lah terhampar
rata, melainkan berbentuk bulat, hal ini sangat nyata terlihat dari
lintasan pengembaraan Sangkuriang yang tidak pernah berbalik arah namun
dapat bertemu kembali pada satu titik yang sama ketika ia mulai bertolak
sewaktu di usir di masa remaja oleh ibunya.
Dengan melihat fakta sains di atas,
legenda ini menjadi begitu ilmiah dan canggih jika kemudian dibandingkan
dengan film sekelas Hollywood “Pirates of the Caribbean” yang
diperankan oleh Johnny Depp, karena jika dilihat dari ceritanya, film
Hollywood ini menggambarkan sebuah bumi yang mempunyai ujung, dan segala
sesuatu yang dapat mencapai ujungnya akan terjerumus ke dalam jurang
dan menjadi terbalik begitu saja.
0 komentar:
Posting Komentar