Nenek moyang bangsa Nusantara, khususnya Pulau Jawa adalah pencipta
kebudayaan dunia. Leluhur bangsa Nusantara (Indonesia) merupakan
manusia-mansuia tangguh dan cerdas, pencipta peradaban dunia. Bahkan
jauh sebelum tahun masehi, kerajaan nusantara adalah penguasa duapertiga
wilayah bumi. India dulu hanyalah salah satu kadipaten dari kerajaan
yang berpusat di pulau Jawa. Sumber dari peradaban dunia bisa dikatakan
semuanya bermula dari Nusantara.
Semuanya memberikan kita gambaran bahwa nenek moyang bangsa Indonesia
bukan orang-orang terbelakang. Kalau kemudian sejarah dunia saat ini
tidak memposisikan peradaban nusantara sebagai sumber dari peradaban
dunia, maka itu tidak lebih bagian dari kerja-kerja ilmuwan dari belahan
dunia barat yang ingin mengingkari realitas.
Saya terkejut mendengar penjelasan ini dari seorang teman baru ketika
saya usai mengikuti sebuah acara beberapa waktu lalu di Semarang. Teman
ini orang Semarang, tetapi kini merasa lebih enjoy bermukim di Jogja.
Raut wajahnya nampak serius menceritakan semuanya kepada saya yang
menunjukkan ia sungguh-sungguh.
Bahkan teman saya ini punya komunitas yang sedang berusaha mengungkap
kebesaran peradaban Nusantara. Jejak arkeologi sedang terus digali
untuk memberi gambaran tentang kemahaagungan nenek moyang kita. “Tunggu
saja, kami akan buktikan nanti. Tetapi ini bukan pekerjaan mudah untuk
membuat dunia percaya karena sudah lama dicekoki sejarah yang dibuat
ilmuan barat,” katanya yakin.
Banyak yang teman baru saya ini diceritakan kepada saya. Misalnya
tentang cerita Mahabrata adalah cerita nyata yang sesungguhnya terjadi
di Nusantara. Kerajaan Astina itu adalah kerajaan di Nusantara. Ini
berarti tokoh-tokohnya yakni para Pandawa dan Kurawa bukanlah orang
Hindustan di Tanah India, melainkan orang-orang Jawa!!
Keterlibatan kerajaan-kerajaan lainnya dalam perang Berathayudha
adalah kerajaan-kerajaan kecil yang berada dibelahan dunia lainnya. Ini
menegaskan bagaimana Kerajaan Nusantara adalah sebuah wilayah dengan
kekuatan dan kekuasaan politik yang sangat besar karena bisa menyeret
kerajaan lainnya untuk berperang.
Kehebatan nenek moyang kita juga ditunjukkan dengan keberadaan Candi
Borobudur. Candi ini, kata teman ini, sudah ada jauh sebelum tahun
masehi dikenal. Jadi anggapan ilmuwan yang menyatakan bahwa candi ini
dibangun pada abad ke-8 masehi tidaklah benar.
Patung di dalam candi borobudur juga bukan Patung Budha melainkan
patung Raja Saylendra yang kebetulan mencapai tahap perjalanan Bathin
mirip dengan yang dialami Sidhartha Gautama. Diceritakan bahwa Raja
Saylendra membuat Candi Borobudur setelah mencapai perjalanan sampai
nirwana. Salah satu yang diingat Saylendra adalah suara musik di alam
nirwana yang begitu melekat dipikirannya. Lalu Saylendra berusaha
menemukan/mencipatakan alat yang bisa mengeluarkan suara seperti yang
diingatnya. Dari pencarian ini dicipatakanlah gambelan yang dijawa
dikenal dengan gambelan laras selendro.
Jadi nenek moyang bangsa Indonesia adalah mereka-mereka yang menjadi
pencetus peradaban dunia. Nusantara adalah pusat dari peradaban dan asal
muasal dari semua peradaban di planet bumi ini. Benar atau tidak,
percaya atau tidak, kembali kepada diri kita. Anggaplah semua cerita
kawan ini benar, maka sangat pantas bagi kita untuk bangga kemudian
menguatkan rasa percaya diri kita bahwa kita adalah manusia-manusia
unggul. Kalau kemudian kita menjadi terpuruk seperti saat ini, maka itu
semua karena ulah kita yang melupakan asal-usul kita. Siapa sesungguhnya
kita dan darimana kita berasal.
0 komentar:
Posting Komentar