Pada catatan kali ini saya ingin berbagi
catatan mengenai Sunda, Lemuria, Atlantis dan Nusantara. Catatan ini
tentunya memakai metoda penelaahan kepustakaan yang saya ambil dari
beberapa sumber di internet.
Kenapa kemudian saya mengkaitkan SUNDA
pada judul di atas? apakah ada sentimen pribadi saya dikarenakan saya
orang Sunda? Saya ungkapkan tidak! saya hanya berusaha menyodorkan
fakta-fakta hasil para peneliti yang selalu mengkaitkan antara Lemuria,
Atlantis dan Paparan Sunda yang sekarang disebut sebagai Nusantara.
Agar kita tidak salah paham
mendefinisikan istilah Sunda pada catatan ini, maka yang pertama akan
saya bahas adalah masalah Sunda tersebut.
Dahulu kala pernah ada dataran yang
sangat luas yang dinamakan dengan Paparan Sunda. Paparan Sunda ini
tenggelam diperkirakan seiring dengan berakhirnya jaman es.
Tenggelamnya paparan ini membentuk lautan dangkal di sekitar laut Jawa
hingga meliputi laut China selatan. Sementara dataran tinggi dari
paparan ini yang tidak ikut tenggelam membentuk gugusan-gugusan pulau.
Dataran Sunda terdiri dari dua bagian
utama, yaitu bagian utara, meliputi Kepulauan Filipina dan pulau-pulau
karang sepanjang Lautan Pasifik bagian barat, serta bagian selatan yang
terbentang dari barat sampai ke timur mulai Lembah Brahm aputera di
Assam (India) hingga Maluku bagian selatan. Dataran Sunda itu bersambung
dengan kawasan sistem Gunung Himalaya di barat dan dataran Sahul di
timur.
Selanjutnya, sejumlah pulau yang kemudian
terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda
pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan
Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa,
Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau
Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Timor (Bemmelen,1949:15-16).
(sumber http://globalmaya.wordpress.com/2011/02/21/tentang-sunda/).
Sunda sendiri menurut sumber di atas,
berasal dari bahasa Sangsakerta yang bersinar, terang, putih (Williams,
1872: 1128, Eringa 1949: 289)
Jadi, Sunda bukanlah melulu merupakan
nama sebuah suku di Indonesia, tapi Sunda mempunyai arti yang sangat
luas, ia sebagai dataran yang mempunyai wilayah yang sangat luas, dan
mempunyai makna yang sangat luas pula. Namun pada kenyataannya, nama
Sunda saat ini sangat dikaitkan erat dengan nama sebuah suku yang berada
di Jawa Barat. Entah karena suku ini salah satu pewaris dari istilah
Sunda Purba atau bukan, belum banyak penelitian akan hal itu.
Sekarang kita ke Bangsa Lemuria dan Atlantis.
Bangsa Lemuria (Lemurian) dan bangsa
Atlantis (Atlantean) menurut wikipedia, disebutkan merupakan dua bangsa
yang pernah hidup sejaman 75.000 SM – 11.000 SM, namun bangsa Lemuria
lebih dahulu ada sebelum bangsa Atlantis.
Ada kemiripan antara Lemurian dan
Atlantean, yakni keduanya mempunyai teknologi yang sudah sangat maju dan
tinggi. Saking majunya teknologi kedua bangsa ini, teknologi jaman kita
sekarang belum bisa dipersandingkan dengan kemajuan teknologi kedua
bangsa tersebut. Disebutkan bahwa teknologi kedua bangsa tersebut telah
menguasai ilmu luar angkasa, sehingga mereka dapat dengan mudah
bepergian dari bumi menuju planet-planet lain di luar angkasa. Namun
demikian, ada perbedaan mendasar dari teknologi yang digunakan kedua
bangsa ini, meskipun teknologi keduanya sangat maju dan mungkin bisa
dikatakan setarap. Perbedaannya adalah bahwa Lemurian merupakan bangsa
yang cinta damai, dan religius. Teknologi Lemurian menitikberatkan pada
pemanfaatan ilmu supranatural/metafisis, sehingga untuk menerangi sebuah
kota saja mereka mempercayakan pada seseorang untuk dapat
berkonsentrasi menjaga sebuah kristal sebagai sumber energi penerangan
bagi kota itu. Jika konsentrasi orang tersebut terganggu, maka listrik
di kota juga akan terganggu. Sementara Atlantean merupakan bangsa yang
gemar berperang, dan teknologi mereka menitik beratkan pada ilmu fisika.
Dimanakah kedua bangsa ini tinggal?
menurut penelitian seorang Peneliti asal Brazil, Prof. Aryoso Santos,
bahwa yang dinamakan dengan Bangsa Atlantis tiada lain berada di sebuah
Paparan yang dinamakan dengan Paparan Sunda (Luas wilayah paparan sunda
bisa dilihat pada paragraf di atas).
Dikarenakan Atlantean merupakan bangsa
yang gemar berperang (seperti bangsa Amerika sekarang ini), maka
Atlantean kala itu menyerang Lemurian yang cinta damai. Dikarenakan
Lemurian merupakan bangsa yang cinta damai, maka mereka tidak
mempersiapkan diri dan tidak mempunyai persenjataan untuk berperang,
sehingga Lemurian kalah oleh Atlantean. Bangsa Lemuria yang kalah
selanjutnya disebutkan bermigrasi ke berbagai pulau di bumi dan ke
planet-planet lain di luar angkasa. Sementara tidak lama kemudian Bangsa
Atlantis pun tenggelam dalam satu malam dikarenakan gempa dan banjir
yang sangat teramat dahsyat dalam satu malam. Tenggelamnya Atlantis
diprediksi bersamaan dengan berakhirnya zaman es.
Sampai sini sudah sangat jelas ada
keterkaitan antara Paparan Sunda dan wilayah Kekuasan Lemuria dan
Atlantis. Prediksi saya, nama Sunda sendiri merupakan nama lain dari
Lemurian, karena arti Sunda yang berarti bersinar, terang, putih, sangat
erat sekali dengan karakter bangsa Lemuria yang menjunjung tinggi cinta
damai dan bersifat religius.
Sekarang kita beralih ke Nusantara
Berbicara masalah Nusantara, tentu kita
tidak akan lupa dengan seorang tokoh di Jaman Majapahit yang berhasil
mempersatukan dataran-dataran yang terpecah-pecah sisa-sisa peninggalan
Atlantis yang ternggelam dalam satu malam, tokoh tersebut bernama Maha
Patih Gajah Mada. Hingga saat ini, bahwa yang disebut Nusantara adalah
Indonesia, yang wilayahnya membentang dari Sabang sampai Merauke, dari
Miangas sampai Pulau Rote.
Pengidentikkan Nusantara sebagai
Indonesia tentunya harus diakui oleh kita sebagai warga negara Indonesia
merupakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan
tidak bisa dipisah-pisahkan. Namun, jika melihat sejarah penyatuan
Nusantara oleh Gajah Mada, sebetulnya Gajah Mada tidak berhasil seratus
persen mempersatukan Nusantara (Kepualauan-kepulauan di Indonesia saat
ini), karena ada sebuah kerajaan kecil yang tidak berhasil ia taklukkan.
Kerajaan tersebut tiada lain adalah Kerajaan Sunda, sehingga jika
melihat kepada sejarah penyatuan Nusantara, Kerajaan Sunda bukanlah
termasuk kepada Nusantara (seperti diklaim dalam sejarah Gajah Mada).
Di sini saya tidak berniat sedikitpun
memprovokasi suku atau daerah tertentu untuk menjadi separatis, namun
sekali lagi, bahwa saya berusaha menyodorkan bukti-bukti yang faktual.
Tidak dapat ditaklukkannya Kerajaan Sunda
sendiri disinggung dalam cerita Perang Bubat, dimana Hayam Wuruk
menginginkan Putri Kerajaan Sunda bernama Dyah Pitaloka untuk
dipersunting sebagi istrinya, sementara Gajah Mada yang menginginkan
Sunda takluk, memaksa menginginkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan
pengakuan kekuasaan Majapahit. Akibat penolakan pihak Sunda mengenai hal
ini, terjadilah pertempuran tidak seimbang antara pasukan Majapahit dan
rombongan Sunda di Bubat; yang saat itu menjadi tempat penginapan
rombongan Sunda. Dyah Pitaloka bunuh diri setelah ayah dan seluruh
rombongannya gugur dalam pertempuran. Akibat peristiwa itu
langkah-langkah diplomasi Hayam Wuruk gagal dan Gajah Mada dinonaktifkan
dari jabatannya karena dipandang lebih menginginkan pencapaiannya
dengan jalan melakukan invasi militer padahal hal ini tidak boleh
dilakukan.
Dalam sumber lain disebutkan, bahwa tidak
dapat ditaklukkannya Kerajaan Sunda dikarenakan kerajaan ini merupakan
kerajaan tertua yang ada di Nusantara, bukan Kerajaan Kutai yang selama
ini dibahas dalam buku-buku sejarah di sekolah.
Untuk dapat mengetahui bahwa kerajaan
Sunda merupakan kerajaan tertua di Nusantara, harus dilihat sejarah dari
jaman Sunda Purba (sumbernya saya lupa), silahkan googling memakai
keyword kerajaan sunda purba.
Kita tarik lagi pada peradaban Lemuria
dan Atlantis. Jika benar bahwa Kerajaan Sunda merupakan Kerajaan tertua
di Indonesia, bisa jadi bahwa Suku Sunda di Jawa Barat merupakan suku
pewaris yang sah dari peradaban Lemuria dan Atlantis yang kala itu
berada di Paparan Sunda. (pendapat pribadi)
Peneliti lain bernama Prof. Oppenheimer,
Profesor Oxford University menyatakan bahwa Pusat Peradaban Dunia 15.000
– 7.400 tahun yang lalu berada di ASIA TENGGARA. Prof. Oppenheinmer
menyebut hipotesanya dengan Hipotesa SUNDALAND (Hipotesa Paparan Sunda).
Peneliti lokal sendiri menyebutkan, bahwa
Pusat Peradaban dunia yang sangat maju tempo dulu berada di pulau Jawa.
Dialah seorang Penafsir Al-Qur’an yang sangat terkenal bernama Fahmi
Basya. Mengenai prediksi tersebut dapat disimak didalam sebuah video di
youtube dengan judul Borobudur dan Sulaeman.
Wallahu a’lam bishowab
Oleh :ExsperienceLife-Andy