Minggu, 23 Februari 2014

Injil Asli

0 komentar

Injil Asli Ditemukan Di Turki: Paus BenediktusXVI Mundur, Mungkinkah Awal Keruntuhan Gereja??

 

 Foto: Inilah Kitab Injil Barnabas (Murid Pertama Yesus) Di Temukan Di Turki
Indonesia Analysis Online, JAKARTA – Belum lama ini, Pemerintah Turki mengumumkan tentang penemuan Kitab Injil Asli Barnabas, salah satu murid pertama Yesus (Isa Almasih). Hal yang tentu saja mengejutkan banyak pihak, termasuk kubu Vatikan Gereja itu sendiri. Sebagaimana diberitakan oleh dailymail, basijpress dan NationalTurk, bahwa Injil Barnabas asli tersebut ditemukan pada tahun 2000 lalu di Turki, namun sengaja di tutupi oleh Pemerintah Turki selama lebih dari 12 tahun, dan baru sekarang di beberkan ke publik.
Lembaran-lembaran kulit hewan itu ditulis dengan huruf Syriac dengan dialek bahasa Aram, bahasa yang sama seperti bahasa yang umum dipakai pada masa Yesus Isa Almasih.
Pemerintah Turki menyakini bahwa kitab kulit hewan tersebut adalah Injil Barnabas orisinal. Hal yang menarik dari Kitab Injil Barnabas Asli asal Turki tersebut menyatakan bahw:
“Yesus Isa Almasih tidak pernah di Salib”, dan terdapatnya ayat-ayat yang menyatakan bahwa Islam adalah agama yang benar serta pengakuan tentang kehadiran Nabi Akhir zaman, Nabi Muhammmad SAW.
Pengakuan itu terdapat pada bab 41 dari Kitab Barnabas yang ditemukan di Turki tersebut. Berikut ini terjemahannya:
“Allah telah menyembunyikan diri-Nya sebagai Malaikat Agung Michael berlari mereka (Adam dan Hawa) dari surga, (dan) ketika Adam berbalik, ia melihat bahwa di atas pintu gerbang ke surga tertulis “La Ela ELA Allah, Mohamad Rasul Allah”
Kitab yang masih menjadi perdebatan tersebut di sebutkan kini disimpan di Justice Palace, Ankara, Turki dengan pengawalan ketat polisi bersenjata lengkap dan keamanan maksimal.
Pihak Iran lewat Basij Press menyatakan bahwa apa yang tertulis di kitab Barnabas asli tersebut adalah bukti tentang kebenaran Islam, yang walau begitu ditanggapi oleh sinis dari berbagai pihak.
Bahkan pihak Kristen lewat berbagai jamaatnya menyatakan bahwa Kitab Barnabas tersebut diragukan keotentikannya. Namun walau begitu pihak Vatikan lebih arif dengan menyatakan telah mengajukan permohonan resmi ke pemerintah Turki untuk membaca dan menganalisa keaslian kitab kontroversial itu.
Para agamawan menyatakan bahwa jika Alkitab Barnabas tersebut terbukti asli, maka akan mengakibatkan rusaknya kredibilitas Gereja, dan akan menimbulkan revolusi agama Nasrani besar-besaran di seluruh Dunia.Tentu saja penemuan ini cukup menarik, sama menariknya dengan penemuan dan fakta sejarah bahwa Benua Amerika pertama kali di temukan oleh para pelaut tangguh Islam.
Hal inilah yang menyebabkan 35 Vatikan mundur dan masuk Islam pergi ke Afrika untuk menyebarkan kebenaran ini serta ini juga yang menyebabkan Paus Benedictus XVI mengundurkan diri dari Vatikan, dan melaksanakan Sholat di Masjid Biru Istanbul Turki, menurut beberapa sumber berita yang beredar di dunia maya.
Berikut foto-foto Paus Benedictus XVI saat berkunjung ke Masjid Biru, Istnbul, Turki dan melakukan Sholat dengan Khusyuk ditemanin sama beberapa Imam Agung Masjid tersebut:

Senin, 17 Februari 2014

StreetCulture Coffee Bar,Sukabumi

0 komentar

StreetCulture Coffee Bar | Coffee Shop urang Sukabumi

   
Street Culture Coffee Bar itulah nama Coffee Shop yang terletak di Jl.R Syamsudin SH.No.1. Coffee shop yang dikelola oleh Rivan GT beserta adiknya Rinald T ini buka dari hari senin sampai dengan hari sabtu, sementara untuk hari minggu libur.
Kurang lebih pukul 13.00 wib coffee shop ini bisa dikunjungi dan anda bisa memesan minuman favorit anda, sementara tutup kurang lebih pukul 22.00 wib
Coffee Shop ini sering saya datangi, apalagi selepas beraktifitas seharian. Ya sedikit istirahat sambil menikmati nikmatnya kopi dan berkumpul bersama teman-teman itu tujuan saya datang ke coffee shop ini.
Menu yang tersedia di @Seecul itu nama akun twitter dari Street Culture Coffee Bar terbagi menjadi 5 (lima) kategiori antara lain : old School, New School, Juice, Blended dan Tea.
Setiap kategori berisi minuman yang berbeda, seperti :
Old School: Kopi Dukun, ClassicDrip, French Press.
Menu ini sangat cocok untuk para penyuka kopi hitam.
New School : Kopi Tarik, Vietnam Coffee, Iced Coffee, Dark Chocolate, Mocha dll.
Untuk yang tidak cocok dengan kopi hitam bisa mencoba beberapa menu ini.
Blended : Vanilla Cream, Strawberry Cream, Strawberry Coffee, Dark Mocha, Green Tea Cream dll.
Creamy…… :9 menu yang bernuansa cream.
Juice : Orange, Apple, Lemon, Manggo, Kiwi dll.
Menikmati juice di siang hari yang panas bisa menyegarkan loh :9
Tea : Pappermint dan Apple
Vietnam Coffee
Semua tergantung selera konsumen, jadi itulah kenapa menu tidak disimpan di meja-meja yang tersusun, tapi disimpan di meja barista.
Komunikatif itu nilai plus menurut saya, tentu saja selain rasa nikmatnya kopi yang ada disini :9
Jadi setiap konsumen akan ditanya terlebih dahulu, minuman apa yang disukainya. Jadi apabila sudah memesan minuman dan menikmatinya coba berikan feedback, agar pas dengan selera kita :9
Dengan tempat yang tidak terlalu besar menurut saya sangat cocok menikmati sore dengan segelas kopi.
Dari kebiasaan tersebut bertemu beberapa teman dan kenalan baru. :D
Selain @Seecul dibeberapa tempat di Sukabumi adapula yang menyajikan menu kopi di tempatnya, tapi untuk saya tempat ini masih menjadi tempat terbaik untuk menikmati kopi.
Selain rasa kopinya tentu saja pelayanannya, interaksi antara barista dengan konsumen.

 

Suasana Coffee Shop, pengambilan gambar dilakukan saat belum banyak pelanggan :p  

Suasana bagian luar Coffee Shop

Kamis, 13 Februari 2014

Mengenal Batik Sukabumi

0 komentar

Mengenal Batik Sukabumi

Batik Sukabumi emang ada? mungkin ini pertanyan pertama bagi siapapun yang membaca tulisan ini, sebagian yang lain ada juga yang saya pikir sudah pernah tau, pernah lihat, atau anda salah satu yang punya koleksinya?dan semoga ini juga dibaca oleh orang – orang yang ber dedikasi merintis adanya Batik Sukabumi.
Batik memang menjadi kebanggan Indonesia, dan saat ini sudah menjadi kebanggaan dunia dengan adnya pengakuan bahwa Batik sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia dari Indonesia selain juga Angklung. 
Lalu bagaimana dengan Batik Sukabumi? terus terang memang seperti yang di ungkap oleh seorang Perajin Batik Sukabumi Fonna Melania, Sukabumi saat ini belum memiliki ke-khas-an Batik Sukabumi seperti layaknya Batik Cirebon yang khas dan dikenal dengan Batik Mega Mendung , namun untuk motif batik dari Sukabumi sudah mulai muncul dengan motif berdasarkan wilayah seperti untuk wilayah Kota Sukabumi ada motif Pala, Daun Pisang, Bunga Lili, Cikole, Daun teh, dan jajar yang di gagas Galeri Batik Sukabumi oleh dr Rita. Ada Juga Batik Sukabumi yang digagas Galeri Batik Motif Kuya (Penyu) yang merupakan ikon Kabupaten Sukabumi saat ini di kebangkan oleh LKP Viena di Cisaat

Fonna Melania yang saat ini konsisten dalam edukasi Budaya dan Warisan Leluhur Sunda khususnya Sukabumi menyatakan, “selama belum adanya basis pengrajin batik tulis seperti yang dilakukan Industri Batik Pekalongan, maka Ke-khas-an Batik Sukabumi untuk diangkat sebagai ikon Sukabumi masih harus melalui proses panjang edukasi di masyarakat.”

Konsep edukasi yang ia maksud adalah seperti yang coba ia gulirkan selama ini, bagaimana mendidik kaum ibu yang ingin berkembang dan belajar membuat batik, memberdayakan kampung adat seperti Kasepuhan Adat Sinarresmi di Cisolok untuk mengisi kegiatan harian-nya dengan membatik. Dengan konsep itu artinya menyiapkan Masyarakat Batik di Sukabumi sehingga menjadi bagian budaya luhur yang bukan sekedar mencari peluang Bisnis dari Batik Sukabumi.
Lalu bagaimana masa depan Batik Sukabumi yang mulai memasuki eforia Batik itu? menurut hemat penulis adalah perlu adanya dukungan proses edukasi seperti yang dilakukan oleh pengrajin batik Fonna Melania yang juga memfasilitasi masyarakat yang ingin membuat batik sendiri atas bimbingan beliau, dukungan juga bagi adanya proses kreatif menjadikan batik sebagai Kegiatan Budaya masyrakat sehingga menghasilkan basis produksi Batik Khas Sukabumi. Dan yang tak kalah pentingnya, bagaimana mendorong adanya ke-Khas-an dari Batik Sukabumi seperti Megamendungnya batik Cirebon.

Sabtu, 01 Februari 2014

Bangsa Lemuria=Bangsa Sunda

0 komentar
orang sunda memang sebuah ras berbeda, sejak sebelum masehi, para penjelajah dunia sudah tau yang namanya kepulauan sunda. Kata sunda sendiri artinya keindahan, kesucian, kemurnian, dan yang pasti selalu bagus. Orang sunda punya budaya sendiri, yang sangat berbeda, bahasa pun banyak sekali berbeda. Namun banyak orang yang masih menganggap kalau sunda itu hanya sebuah suku kemaren sore, padahal mereka tidak tahu kalau orang sunda sudah ada sejak jaman batu... banyak legenda dan cerita mitos dari budaya sunda yang sampai saat ini masih banyak di ceritakan dan dipercayai. diantaranya cerita sangkuriang dan nyi roro kidul... ada beberapa kata sunda di dunia ini, diantaranya sebuah sunda jat, sebuah kelompok masyarakat di india, lalu sunda land(lesser and greater sunda island) yang termasuk kepulauan indonesia dan semenanjung asia/malaya...

Sunda, Lemuria, Atlantis & Nusantara

0 komentar

Pada catatan kali ini saya ingin berbagi catatan mengenai Sunda, Lemuria, Atlantis dan Nusantara. Catatan ini tentunya memakai metoda penelaahan kepustakaan yang saya ambil dari beberapa sumber di internet.
Kenapa kemudian saya mengkaitkan SUNDA pada judul di atas? apakah ada sentimen pribadi saya dikarenakan saya orang Sunda? Saya ungkapkan tidak! saya hanya berusaha menyodorkan fakta-fakta hasil para peneliti yang selalu mengkaitkan antara Lemuria, Atlantis dan Paparan Sunda yang sekarang disebut sebagai Nusantara.
Agar kita tidak salah paham mendefinisikan istilah Sunda pada catatan ini, maka yang pertama akan saya bahas adalah masalah Sunda tersebut.
Dahulu kala pernah ada dataran yang sangat luas yang dinamakan dengan Paparan Sunda. Paparan Sunda ini tenggelam diperkirakan seiring dengan berakhirnya jaman es.  Tenggelamnya paparan ini membentuk lautan dangkal di sekitar laut Jawa hingga meliputi laut China selatan. Sementara dataran tinggi dari paparan ini yang tidak ikut tenggelam membentuk gugusan-gugusan pulau.
Dataran Sunda terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian utara, meliputi Kepulauan Filipina dan pulau-pulau karang sepanjang Lautan Pasifik bagian barat, serta bagian selatan yang terbentang dari barat sampai ke timur mulai Lembah Brahm aputera di Assam (India) hingga Maluku bagian selatan. Dataran Sunda itu bersambung dengan kawasan sistem Gunung Himalaya di barat dan dataran Sahul di timur.
Selanjutnya, sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Timor (Bemmelen,1949:15-16).
(sumber http://globalmaya.wordpress.com/2011/02/21/tentang-sunda/).
Sunda sendiri menurut sumber di atas, berasal dari bahasa Sangsakerta yang bersinar, terang, putih (Williams, 1872: 1128, Eringa 1949: 289)
Jadi, Sunda bukanlah melulu merupakan nama sebuah suku di Indonesia, tapi Sunda mempunyai arti yang sangat luas, ia sebagai dataran yang mempunyai wilayah yang sangat luas, dan mempunyai makna yang sangat luas pula. Namun pada kenyataannya, nama Sunda saat ini sangat dikaitkan erat dengan nama sebuah suku yang berada di Jawa Barat. Entah karena suku ini salah satu pewaris dari istilah Sunda Purba atau bukan, belum banyak penelitian akan hal itu.
Sekarang kita ke Bangsa Lemuria dan Atlantis.
Bangsa Lemuria (Lemurian) dan bangsa Atlantis (Atlantean) menurut wikipedia, disebutkan merupakan dua bangsa yang pernah hidup sejaman  75.000 SM – 11.000 SM, namun bangsa Lemuria lebih dahulu ada sebelum bangsa Atlantis.
Ada kemiripan antara Lemurian dan Atlantean, yakni keduanya mempunyai teknologi yang sudah sangat maju dan tinggi. Saking majunya teknologi kedua bangsa ini, teknologi jaman kita sekarang belum bisa dipersandingkan dengan kemajuan teknologi kedua bangsa tersebut. Disebutkan bahwa teknologi kedua bangsa tersebut telah menguasai ilmu luar angkasa, sehingga mereka dapat dengan mudah bepergian dari bumi menuju planet-planet lain di luar angkasa. Namun demikian, ada perbedaan mendasar dari teknologi yang digunakan kedua bangsa ini, meskipun teknologi keduanya sangat maju dan mungkin bisa dikatakan setarap. Perbedaannya adalah bahwa Lemurian merupakan bangsa yang cinta damai, dan religius. Teknologi Lemurian menitikberatkan pada pemanfaatan ilmu supranatural/metafisis, sehingga untuk menerangi sebuah kota saja mereka mempercayakan pada seseorang untuk  dapat berkonsentrasi menjaga sebuah kristal sebagai sumber energi penerangan bagi kota itu. Jika konsentrasi orang tersebut terganggu, maka listrik di kota juga akan terganggu. Sementara Atlantean merupakan bangsa yang gemar berperang, dan teknologi mereka menitik beratkan pada ilmu fisika.
Dimanakah kedua bangsa ini tinggal? menurut penelitian seorang Peneliti asal Brazil, Prof. Aryoso Santos, bahwa yang dinamakan dengan Bangsa Atlantis tiada lain berada di sebuah Paparan yang dinamakan dengan Paparan Sunda (Luas wilayah paparan sunda bisa dilihat pada paragraf di atas).
Dikarenakan Atlantean merupakan bangsa yang gemar berperang (seperti bangsa Amerika sekarang ini), maka Atlantean kala itu menyerang Lemurian yang cinta damai. Dikarenakan Lemurian merupakan bangsa yang cinta damai, maka mereka tidak mempersiapkan diri dan tidak mempunyai persenjataan untuk berperang, sehingga Lemurian kalah oleh Atlantean. Bangsa Lemuria yang kalah selanjutnya disebutkan bermigrasi ke berbagai pulau di bumi dan ke planet-planet lain di luar angkasa. Sementara tidak lama kemudian Bangsa Atlantis pun tenggelam dalam satu malam dikarenakan gempa dan banjir yang sangat teramat dahsyat dalam satu malam. Tenggelamnya Atlantis diprediksi bersamaan dengan berakhirnya zaman es.
Sampai sini sudah sangat jelas ada keterkaitan antara Paparan Sunda dan wilayah Kekuasan Lemuria dan Atlantis. Prediksi saya, nama Sunda sendiri merupakan nama lain dari Lemurian, karena arti Sunda yang berarti bersinar, terang, putih, sangat erat sekali dengan karakter bangsa Lemuria yang menjunjung tinggi cinta damai dan bersifat religius.
Sekarang kita beralih ke Nusantara
Berbicara masalah Nusantara, tentu kita tidak akan lupa dengan seorang tokoh di Jaman Majapahit yang berhasil mempersatukan dataran-dataran yang terpecah-pecah sisa-sisa peninggalan Atlantis yang ternggelam dalam satu malam, tokoh tersebut bernama Maha Patih Gajah Mada. Hingga saat ini, bahwa yang disebut Nusantara adalah Indonesia, yang wilayahnya membentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.
Pengidentikkan Nusantara sebagai Indonesia tentunya harus diakui oleh kita sebagai warga negara Indonesia merupakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Namun, jika melihat sejarah penyatuan Nusantara oleh Gajah Mada, sebetulnya Gajah Mada tidak berhasil seratus persen mempersatukan Nusantara (Kepualauan-kepulauan di Indonesia saat ini), karena ada sebuah kerajaan kecil yang tidak berhasil ia taklukkan. Kerajaan tersebut tiada lain adalah Kerajaan Sunda, sehingga jika melihat kepada sejarah penyatuan Nusantara, Kerajaan Sunda bukanlah termasuk kepada Nusantara (seperti diklaim dalam sejarah Gajah Mada).
Di sini saya tidak berniat sedikitpun memprovokasi suku atau daerah tertentu untuk menjadi separatis, namun sekali lagi, bahwa saya berusaha menyodorkan bukti-bukti yang faktual.
Tidak dapat ditaklukkannya Kerajaan Sunda sendiri disinggung dalam cerita Perang Bubat, dimana Hayam Wuruk menginginkan Putri Kerajaan Sunda bernama Dyah Pitaloka untuk dipersunting sebagi istrinya, sementara Gajah Mada yang menginginkan Sunda takluk, memaksa menginginkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit. Akibat penolakan pihak Sunda mengenai hal ini, terjadilah pertempuran tidak seimbang antara pasukan Majapahit dan rombongan Sunda di Bubat; yang saat itu menjadi tempat penginapan rombongan Sunda. Dyah Pitaloka bunuh diri setelah ayah dan seluruh rombongannya gugur dalam pertempuran. Akibat peristiwa itu langkah-langkah diplomasi Hayam Wuruk gagal dan Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya karena dipandang lebih menginginkan pencapaiannya dengan jalan melakukan invasi militer padahal hal ini tidak boleh dilakukan.
Dalam sumber lain disebutkan, bahwa tidak dapat ditaklukkannya Kerajaan Sunda dikarenakan kerajaan ini merupakan kerajaan tertua yang ada di Nusantara, bukan Kerajaan Kutai yang selama ini dibahas dalam buku-buku sejarah di sekolah.
Untuk dapat mengetahui bahwa kerajaan Sunda merupakan kerajaan tertua di Nusantara, harus dilihat sejarah dari jaman Sunda Purba (sumbernya saya lupa), silahkan googling memakai keyword kerajaan sunda purba.
Kita tarik lagi pada peradaban Lemuria dan Atlantis. Jika benar bahwa Kerajaan Sunda merupakan Kerajaan tertua di Indonesia, bisa jadi bahwa Suku Sunda di Jawa Barat merupakan suku pewaris yang sah dari peradaban Lemuria dan Atlantis yang kala itu berada di Paparan Sunda. (pendapat pribadi)
Peneliti lain bernama Prof. Oppenheimer, Profesor Oxford University menyatakan bahwa Pusat Peradaban Dunia 15.000 – 7.400 tahun yang lalu berada di ASIA TENGGARA. Prof. Oppenheinmer menyebut hipotesanya dengan Hipotesa SUNDALAND (Hipotesa Paparan Sunda).
Peneliti lokal sendiri menyebutkan, bahwa Pusat Peradaban dunia yang sangat maju tempo dulu berada di pulau Jawa. Dialah seorang Penafsir Al-Qur’an yang sangat terkenal bernama Fahmi Basya. Mengenai prediksi tersebut dapat disimak didalam sebuah video di youtube dengan judul Borobudur dan Sulaeman.
Wallahu a’lam bishowab
Oleh :ExsperienceLife-Andy

PENDUDUK TERTUA INDONESIA

0 komentar

PENDUDUK INDONESIA TERTUA DAN PERSEBARAN BANGSA-BANGSA DALAM ZAMAN PREHISTORI


Manusia di Indonesia yang tertua sudah ada kira-kira satu juta tahun yang lalu, waktu Dataran Sunda masih merupakan daratan, waktu Asia Tanggara bagian benua dan bagian kepulauan masih tersambung menjadi satu. Penduduk Dataran Sunda itu memiliki ciri fisik yang berbeda dari manusi sekarang ini, sisa-sisanya adalah beberapa fosil yang ditemukan di lembah Bengawan Solo. Fosil-fosil itu oleh para ahli disebut Pithecanthropus Erectus, fosil ini juga ditemukan di sebuah gua dekat Peking, dan beberapa Asia Timur.
Karena waktu bentuk fisiknya sudah berevolusi, sehingga menampakkan cirri-ciri yang berbeda. Sejumlah fosil yang telah mengalami evolusi ditemukan di desa Ngandong dan para ahli menyebutnya sebagai Homo Soloensis. Homo Soloensis itu dalam beberapa tahun kemudian mereka berevolusi menjadi manusi asekarang, tetapi dengan ciri-ciri ras yang menyerupai penduduk asli Australia. Sisa-sisa fosil dari perubahan Homo Soloensis di temukan dis uatu tempat bernama Wajak, para ahli menyebutnya Homo Wajakensis. Fosil itu juga banyak ditemukan di daerah Talgai, Darling Downs, Queensland,yang dipercaya sebagai nenek monyang penduduk asli Australia.
Persebaran manusia dengan ciri-ciri Austro-Melanesoid.
Nenek moyang dari manusia Wajak tersebut diatas, sebelumnya sudah ada yang menyebar ke arah barat dan ke arah timur Nusantara. Mereka yang menyebar ke arah timur menduduki Irian. Meraka hidup dalam kelompok-kelompok kecil di daerah muara-muara sungai di mana mereka hidup dengan menangkap ikan di sungai, dan meramu tumbuh-tumbuhan. Pada masa sekarang bekas-bekas itu dapat ditemukan di daerah Teluk McCluer dan Teluk Triton di kepala Cendrawasih. Bekas-bekas itu berupa tempat-tempat perlindungan di bawah karang atau yang disebut abris sous roches.
Di bagian barat dari Nusantara orang Austro-Melanesoid, mengembangkan suatu kebudayaan yang pada dasarnya sama dengan kelompok yang dihidup di Irian. Mereka juga mengembangkan perkampungan abris sous roches. Adapun perbedaan dengan kelompok di Irian adalah mereka menggunakan kapak genggam yang mempunyai suatu sisi bekas pecahan yang kasar dan suatu sisi luar yang lebih halus. Kapak itu sering diasah pada bagian tajamnya.
Persebaran dari manusia Austro-Melanesoid yang makan kerang, dapat direkontruksi dari adanya timbunan sisa-sisa kulit kerang yang di sebut kjokkenmoddinger atau sampah dapur. Sekarang tempat-tempat yang berupa bukit-bukit kerang dan ditandai dengan adanya kapak genggam yang bagian tertentunya tajam. Banya dijumpai di Aceh, Kedah dan Pahang di Malaysia. Kecuali itu k[ak-kapak itu juga ditemukan di Jawa Timur, tetapi juga di Vietnam Utara, ialah di Pengunungan Bacson, dan di gua-gua dari Propinsi Hoa-binh, Hoa-nam, dan Tan-Hoa. Justru penemuan-penemuan alat-alat prehistoris yang berpusat kepada alat genggam itu tadi disebut alat-alat Bacson-Hoabinh.
Fosil-fosil manusia yang sering ditemukan bersamaan dengan alat-alat Bacson-Hoabinh tadi, seperti misalnya di gua Sodong dan Samoung di Jawa Timur, di bukit kerang di Aceh, dan Di gua Kepah di Malaysia Barat, menunjukkan secara dominan ciri-ciri Austro-Melanesoid, sungguh pun bercampur ciri-ciri ras Mongoloid. Justru karena itulah Koentjaraningrat condong untuk menyimpulkan bahwa adanya persebaran dari timur ke barat dari manusia Austro-Melanesoid berasal dari Jawa, melalui Sumatera, Semenanjung Malayu dan Muang Thai sampai Vietnam Utara.
Pengaruh ciri-ciri Mongoloid. Dari manakah kiranya asalnya ciri-ciri Paleo-Mongoloid yang tampak pada penduduk kuno di Indonesia tersebut. Ciri-ciri itu mungkin bersal dari Asia. Satu kemungkinan adalah melalui jalan yang dilalui oleh orang Austro–Melanesoid yang ke arah barat dan utara, di mana orang-orang dengan cirri-ciri Mongoloid bercampur dengan orang-orang Austro-Melanesoid. Dengan demikian
Perpindahan/Migrasi Bangsa-bangsa ke Indonesia
Sebelum Anda membahas lebih jauh uraian materi migrasi bangsa-bangsa ke Indonesia, alangkah baiknya Anda perhatikan terlebih dahulu gambar 1 yang merupakan peta rute atau arah penyebaran kapak persegi dan kapak lonjong (kebudayaan Neolithikum) ke Indonesia.
Gambar 1. Alur Penyebaran Kebudayaan Neolithikum di Indonesia.
Dari gambar 1 di atas, tentu Anda mempunyai suatu gambaran bahwa kebudayaan Neolithikum yang berupa kapak persegi dan kapak lonjong yang tersebar ke Indonesia tidak datang/menyebar dengan sendirinya, tetapi terdapat manusia pendukungnya yangberperan aktif dalam rangka penyebaran kebudayaan tersebut.
Manusia pendukung yang berperan aktif dalam rangka penyebaran kebudayaan itulah merupakan suatu bangsa yang melakukan perpindahan/imigrasi dari daratan Asia ke Kepulauan Indonesia bahkan masuk ke pulau-pulau yang tersebar di Lautan Pasifik.
Dari penjelasan di atas tentu Anda ingin mengetahui dari mana, asal bangsa-bangsa yang berimigrasi ke Indonesia? Untuk itu silahkan Anda perhatikan gambar 2 berikut ini.
Gambar 2 Alur Perpindahan Bangsa-bangsa.
Bangsa yang berimigrasi ke Indonesia berasal dari daratan Asia tepatnya Yunan Utara bergerak menuju ke Selatan memasuki daerah Hindia Belakang (Vietnam)/Indochina dan terus ke Kepulauan Indonesia, dan bangsa tersebut adalah:
  1. Bangsa Melanesia atau disebut juga dengan Papua Melanosoide yang merupakan rumpun bangsa Melanosoide/Ras Negroid. Bangsa ini merupakan gelombang pertama yang berimigrasi ke Indonesia.
  2. Bangsa Melayu yang merupakan rumpun bangsa Austronesia yang termasuk golongan Ras Malayan Mongoloid. Bangsa ini melakukan perpindahan ke Indonesia melalui dua gelombang yaitu:
    1. Gelombang pertama tahun 2000 SM, menyebar dari daratan Asia ke Semenanjung Melayu, Indonesia, Philipina dan Formosa serta Kepulauan Pasifik sampai Madagaskar yang disebut dengan Proto Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalur yaitu Barat dan Timur, dan membawa kebudayaan Neolithikum (Batu Muda)
    2. Gelombang kedua tahun 500 SM, disebut dengan bangsa Deutro Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia membawa kebudayaan logam (perunggu).
Tabel Migrasi Bangsa-Bangsa ke Indonesia
Gelombang Migrasi
Jenis Bangsa
Rumpun Bangsa
Jenis Ras
Jenis Bangsa Prasejarah Indonesia
Dengan adanya migrasi/perpindahan bangsa dari daratan Asia ke Indonesia, maka pada zaman prasejarah di Kepulauan Indonesia ternyata sudah dihuni oleh berbagai bangsa yang terdiri dari:
  1. Bangsa Melanisia/Papua Melanosoide yang merupakan Ras Negroid memiliki ciri-ciri antara lain: kulit kehitam-hitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar dan hidung mancung. Bangsa ini sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa keturunannya seperti Suku Sakai/Siak di Riau, dan suku-suku bangsa Papua Melanosoide yang mendiami Pulau Irian dan pulau-pulau Melanesia.
  1. Bangsa Melayu Tua/Proto Melayu yang merupakan ras Malayan Mongoloid memiliki ciri-ciri antara lain: Kulit sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidung sedang. Yang termasuk keturunan bangsa ini adalah Suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Sasak (Pulau Lombok), Suku Dayak (Kalimantan Tengah), Suku Nias (Pantai Barat Sumatera) dan Suku Batak (Sumatera Utara) serta Suku Kubu (Sumatera Selatan).
  2. Bangsa Melayu Muda/Deutro Melayu yang merupakan rasa Malayan Mongoloid sama dengan bangsa Melayu Tua, sehingga memiliki ciri-ciri yang sama. Bangsa ini berkembang menjadi Suku Aceh, Minangkabau (Sumatera Barat), Suku Jawa, Suku Bali, Suku Bugis dan Makasar di Sulawesi dan sebagainya. .