Selasa, 22 September 2015

Villa Mewah di Bali

0 komentar
Villa di Seminyak Bali Private Pool
Menyewa villa dengan private pool atau kolam renang pribadi juga sangat cocok bagi anda yang hobi berenang tapi tidak mau bercampur dengan orang lain layaknya kolam renang umum. Mungkin anda sangat mementingkan privasi dan pemilik villa pun sangat mengerti akan hal itu. Villa pribadi dengan private pool biasanya hanya memiliki sedikit kamar, hal ini bertujuan agar suasana privasi anda tidak terganggu oleh orang lain.
Private Villa atau villa pribadi ini juga termasuk villa mewah yang menyediakan fasilitas mewah dan tentunya harga yang mewah pula. Di Seminyak Bali sendiri cukup banyak pilihan villa pribadi yang bisa anda pilih. Rata rata private villa ini menawarkan harga di atas 1 jutaan bahkan ada yang sampai di atas 10 jutaan. Beberapa villa pribadi yang menawarkan harga di bawah 1 jutaan kemungkinan sedang mengadakan promo dengan memberikan diskon tertentu. Seperti private villa berikut ini ada yang memberikan harga di bawah 1 jutaan karena sedang mengadakan promo diskon.
Berikut ini sudah kami pilihkan daftar private villa di Seminyak Bali yang menawarkan harga cukup murah 1 jutaan. Untuk lebih jelasnya berikut adalah daftar villa di Seminyak Bali dengan private pool (kolam renang pribadi).
Villa HarmonyVilla Harmony
Hotel Bintang 3
Jalan Batu Belig, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 4
Wifi Gratis Wifi Gratis
IDR 1,009,936.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<
Villa ImaniVilla Imani
Hotel Bintang 3
Jl. Bumbak No. 109, Umalas Kerobokan Kuta Utara, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 7
Wifi Gratis Wifi Gratis
IDR 706,612.00 Diskon 50%
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<
Sandalwood VillaSandalwood Villa
Hotel Bintang 4
Jalan Bidadari 3, No. 1, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 2
Wifi Gratis Wifi Gratis
IDR 1,051,240.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<
Villa Oost Indies Seminyak (Villa Oost Indies)Villa Oost Indies Seminyak (Villa Oost Indies)
Hotel Bintang 4
Jalan Kayu Aya, Gang Astinapura No. 4 Laksmana, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 1
Wifi Gratis Wifi Gratis
IDR 981,405.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<
The Tanjung Dyana Pura VillaThe Tanjung Dyana Pura Villa
Hotel Bintang 4
Jalan Dyana Pura, Gang Bima 71, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 5
Wifi Gratis Wifi Gratis
IDR 1,012,397.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<
Villa MarthaVilla Martha
Hotel Bintang 3
Jalan Dewi Sri, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 2
IDR 1,033,058.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<

Bali Corail VillasBali Corail Villas
Hotel Bintang 3
Jalan Muding Indah II / IV No. 19, Kerobokan, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 7
Wifi Gratis Wifi Gratis
IDR 1,074,380.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<
Sandi Kala VillasSandi Kala Villas
Hotel Bintang 3
Jl. Merta Ayu, Pengubengan Kangin, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 2
Wifi Gratis Wifi Gratis
IDR 1,157,025.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<
Villa Ema SeminyakVilla Ema Seminyak
Hotel Bintang 4
Mertanadi street gang sawah villa no 3, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 2
Wifi Gratis Wifi Gratis
IDR 1,177,686.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<
Villa MarkisaVilla Markisa
Hotel Bintang 3
Banjar Kuwum 2. Gang Robin No.3, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 1
IDR 1,239,669.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<

Villa Bougainville Seminyak (Private Villa Bougainville)Villa Bougainville Seminyak (Private Villa Bougainville)
Hotel Bintang 2
Jl. Sunset Road, Gang Baik Baik no 5, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 3
Wifi Gratis Wifi Gratis
IDR 1,301,653.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<
Bali Merita VillaBali Merita Villa
Hotel Bintang 4
Jl. Tegal Cupek No. 67, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 15
Wifi Gratis Wifi Gratis
IDR 1,322,314.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<
The Bali Bill VillaThe Bali Bill Villa
Hotel Bintang 3
Jalan Dewi Saraswati iii no 8 Br Basangkasa Seminyak Kuta, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 7
Wifi Gratis Wifi Gratis
IDR 1,322,314.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<
The Nibbana VillasThe Nibbana Villas
Hotel Bintang 4
Jl. Sunset, Villa No.9, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 4
Wifi Gratis Wifi Gratis
IDR 1,381,818.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<
Nomad's VillaNomad’s Villa
Hotel Bintang 4
Jalan Yudistira 1 No.6, Seminyak / Kerobokan, Bali
Jumlah kamar 2
Wifi Gratis Wifi Gratis
IDR 1,459,504.00
>>>>>>Pesan Sekarang<<<<<<

 Jika anda saat ini sedang berlibur di daerah Seminyak Bali dan ingin menginap di villa dengan private pool, maka pilihan yang tepat untuk anda adalah menginap/ menyewa di private villa atau villa pribadi. Villa pribadi di Seminyak Bali ini biasanya menyediakan fasilitas kolam renang pribadi (private pool). Selain anda akan mendapatkan fasilitas yang mewah layaknya rumah pribadi, menyewa private villa di Seminyak juga akan menjaga privasi anda selama anda berada di villa, karena villa yang anda tempati layaknya rumah pribadi.

Senin, 21 September 2015

Kerajaan Galuh (Bagian dari Kemaharajaan Sunda) Galuh Karangkamulyan

1 komentar
Karangkamulyan, Ciamis kurang lebih ditempuh dalam waktu 3-4 jam dari kota Bandung, perjalanan yang cukup melelahkan dari Jakarta. Tempat hidup berbagai macam Flora dan Fauna yang hidup di habitat aslinya. Karena perjalanan kami lakukan malam hari maka tidak banyak hal yang dapat kami lihat dan foto. Sampai di lokasi lihat-lihat sebentar kemudian berjalan ke dalam menuju ke petilasan Pencalikan/ Singgasana. Kami mulai mendoakan untuk leluhur2 Galuh dan seluruh leluhur Nusantara. Hal yang menjadi membikin teka teki adalah ketika dalam doa itu sempet mendengarkan kata-kata Sima. Dalam hati saya apa hubungannya dengan Ratu Sima Kalingga ya? Begitu jelajah-jelajah internet begitu sampai di rumah, saya temukan memang ada hubungan antara Galuh dengan Kalingga dari silsilah keturunan Galuh. Raja kedua Galuh Mandiminyak dinikahkan dengan anak dari Ratu Sima bernama Dewi Parwati yang pada nantinya akan menurunkan Sanjaya yang menurunkan raja-raja di Jawa Tengah ( Dinasti Sanjaya – Mataram Kuno ). Untuk lebih jelasnya silahkan disimak beberapa copy paste dan editan saya dari berbagai sumber dibawah.

^^^^^
click to enlarge picture
Galuh Karangkamulyan, Karangkamulyan, Ciamis. Oleh Babad Galuh, desa ini dianggap sebagai bekas pusat Kerajaan Galuh. Dan bila dilihat dari segi keagamaan Hindu, tempat itu sangat strategis dijadikan pusat pemerintahan karena letaknya berada di muara, tempat pertemuan dua aliran sungai, yakni Sungai Citanduy dan Cimuntur.
Silsilah Galuh Karangkamulyan :Silsilah
1. Wretikandayun ( 612 M – 702 M )
Menikah dengan putri Resi Makandria, Nay Manawati atau disebut juga Dewi Candrarasmi. Dari pernikahan ini, Wretikandayun memiliki tiga orang anak, yakni Sempakwaja, Wanayasa (Jantaka), dan Mandiminyak (Amara). Karena Sempakwaja dan Jantaka memiliki kekurangan fisik, yang menjadi raja Galuh menggantikan Wretikandayun adalah Mandiminyak, putra bungsu. Sempakwaja yang bergigi ompong (Sempakwaja berarti “bergigi ompong”) menjadi pendeta di Galunggung dan bergelar Batara Dangiang Guru. Sedangkan Wanayasa atau Rahyang Kidul memilih jadi pendeta di Denuh karena dirinya menderita kemir (hernia).
2. Mandiminyak ( 702 M – 709 M )
Permaisurinya bernama Dewi Parwati, putri pasangan Kartikeyasingha-Ratu Sima dari Kerajaan Keling (Kalingga).
Namun, ternyata Mandiminyak menjalin hubungan gelap dengan kakak iparnya sendiri, Nay Pwahaci Rababu, istri Sempakwaja.
Dari Parwati, Mandiminyak memiliki putri bernama Sannaha, sedangkan dari Pwahaci Rababu dihasilkan anak lelaki bernama Sena (Bratasenawa). Kemudian, Sannaha dinikahkan dengan Sena (saudara sebapak, lain ibu) yang menghasilkan seorang anak lelaki yang kelak menurunkan raja-raja di Jawa Tengah, yakni Sanjaya.
Pada Prasasti Stirengga atau Prasasti Canggal (dibuat tahun 732 M), disebutkan bahwa Sanjaya adalah anak Sannaha. Sedangkan dalam Carita Parahyangan, disebutkan bahwa Sanjaya adalah anak Sena.
Dewi Parwati sendiri memiliki adik lelaki bernama Narayana. Narayana menikah dengan putri dari Jayasinghanagara dan memiliki anak bernama Dewasingha. Salah seorang anak Dewasingha adalah Limwa atau Gajayana, yang ketika berkuasa memindahkan ibukota kerajaan ke Linggapura di Jawa bagian timur yang asalnya berlokasi di Jawa Tengah bagian selatan.
Sekilas tentang Limwa atau Gajayana :
Candi Badhut, yang disebut juga Candi Liswa, berlokasi kurang lebih 5 km dari kota Malang, tepatnya di Desa Karangbesuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sebagian ahli purbakala berpendapat bahwa Candi Badhut dibangun atas perintah Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan. Dalam Prasasti Dinoyo (tahun 682 Caka atau 760 M), yang ditemukan di Desa Merjosari, Malang, dijelaskan bahwa pusat Kerajaan Kanjuruhan adalah di daerah Dinoyo
.
3. Bratasenawa ( 709 M – 716 M )
Raja Galuh ketiga, memiliki nama nobat Sang Prabu Bratasena Rajaputra Linggabhumi. Ia menjalin hubungan persahabatan dengan Tarusbawa yang memerintah Kerajaan Sunda selama 54 tahun (669-723).
Maka dari itu, Sanjaya dinikahkan dengan cucu Tarusbawa yang bernama Dewi Tejakancana Hayu Purnawangi atau Nay Sekarkancana. Putra mahkota yang rencananya akan menggantikan Tarusbawa, yakni Rakeyan Sunda Sembawa, mati dalam usia muda. Maka dari itu, cucu Tarusbawa yang bernama Dewi Tejakancana (anak dari Sunda Sembawa) dijadikan ahli waris Kerajaan.
Setelah menikah dengan Tejakancana, Sanjaya lalu dinobatkan menjadi raja Sunda. Ia memerintah Sunda dan juga Galuh selama sembilan tahun (723-732).
4. Purbasora ( 716 M – 723 M )
Kudeta Pertama
Sena digulingkan dari takhta Galuh oleh Purbasora Jayasakti, yang tak lain keponakannya sendiri, pada 716 M. Purbasora adalah cucu Wretikandayun dari putera sulungnya, Sempakwaja. Jadi, Purbasora merasa lebih berhak atas singgasana Galuh karena ayahnya adalah anak pertama Wretikandayun.
Hubungan Purbasora dan Sena tak hanya keduanya sama-sama cucu Wretikandayun. Mereka berdua sebenarnya saudara satu ibu. Ayah Sena, Mandiminyak, dulunya pernah berhubungan gelap dengan kakak iparnya, istri Sempakwaja, Pwahaci Rababu. Dari Pwahaci, Sempakwaja berputrakan Purbasora dan Demunawan (Carita Parahyangan menyebutnya Seuweukarma yang menganut Buddha).
Dengan dibantu pasukan dari Kerajaan Indraprahasta, sebuah kerajaan di daerah Cirebon, Purbasora melancarkan kudeta merebut Galuh. Sena melarikan diri ke daerah timur di sekitar Gunung Marapi yang termasuk wilayah Kalingga, kerajaan nenek istrinya, Maharani Sima. Purbasora menjadi raja di Galuh selama tujuh tahun (716-723). Ia menikah dengan putri Raja Indraprahasta Sang Resi Padmahariwangsa yang bernama Dewi Citrakirana.
5. Sanjaya ( 725 M – 732 M )
Sanjaya alias Rakeyan Jambri, anak Sena, pun tak tinggal diam; berniat menuntut balas terhadap keluarga Purbasora. Segera Sanjaya, yang penganut Hindu-Siwaisme, meminta bantuan Tarusbawa, sahabat ayahnya yang juga kakek istrinya. Sebelum penyerangan dilancarkan, Sanjaya telah menyiapkan pasukan khusus di daerah Gunung Sawal atas bantuan Rabuyut Sawal, sahabat baik Sena juga. Pasukan khusus ini dipimpin Sanjaya langsung, sementara pasukan Sunda dipimpin Patih Anggada. Serangan dilakukan pada malam hari secara diam-diam dan sangat mendadak. Seluruh keluarga Purbasora tewas.
Yang berhasil meloloskan diri hanyalah menantu Purbasora, Bimaraksa yang menjabat Patih Galuh, bersama segelintir pasukan. Bimaraksa dikenal juga dengan nama Ki Balangantrang karena ia pun merupakan senapati kerajaan.
Bimaraksa juga merupakan cucu Wretikandayun dari putra kedua, Resi Guru Jantaka atau Rahiyang Kidul. Dalam pelariannya, Bimaraksa bersembunyi di kampung Geger Sunten dan diam-diam menghimpun kekuatan untuk melawan Sanjaya. Ia mendapat dukungan dari raja-raja di daerah Kuningan dan juga sisa-sisa laskar Indraprahasta, kerajaan yang sebelumnya telah ditaklukkan oleh Sanjaya karena dahulu membantu Purbasora dalam usaha menjatuhkan Sena.
Sena sempat menasehati Sanjaya bahwa kecuali Purbasora, anggota keluarga Galuh lainnya harus tetap dihormati. Sanjaya sendiri memang tidak berhasrat menjadi penguasa Galuh. Ia menyerang Galuh hanya dalam rangka balas dendam.
Setelah mengalahkan Purbasora, Sanjaya segera mendatangi ayah Purbasora, yakni Sempakwaja, di Galunggung. Ia meminta agar uwaknya itu menobatkan Demunawan, adik Purbasora, menjadi raja Galuh. Namun, Sempakwaja menolak permohonan itu karena curiga kalau hal tersebut merupakan tipu-muslihat Sanjaya untuk melenyapkan Demunawan.
Sementara itu, Sanjaya pun tidak bisa menghubungi Balangantrang karena tak mengetahui keberadaannya. Melihat situasi ini, terpaksa Sanjaya mengangkat dirinya menjadi Raja Galuh. Dengan demikian, Sanjaya merupakan raja pertama yang memerintah di dua kerajaan sekaligus, Sunda dan Galuh.
6. Adimulya Permanadikusumah ( 732 M )
Selama menjadi raja Galuh, Sanjaya menyadari bahwa kehadirannya di Galuh kurang begitu disenangi. Sebabnya: karena ia bukan asli Galuh melainkan orang Pakuan (Sunda). Maka dari itu, ia menobatkan Premana Dikusuma, cucu Purbasora, menjadi penguasa Galuh. Sebelumnya, Permanadikusumah merupakan raja daerah. Dalam usia 43 tahun (lahir 683 M), ia telah dikenal sebagai rajaresi karena ketekunannya mendalami agama dan bertapa sejak muda. Karena itu, ia dijuluki Bagawat Sajalajaya.
Selain karena Permana cucu Purbasora, alasan lain Sanjaya mengangkatnya karena istri Premana, yakni Naganingrum, adalah cucu Ki Balangantrang. Dengan demikian, suami-istri itu cocok untuk mewakili keturunan Sempakwaja dan Jantaka, anak pertama dan kedua Wretikandayun.
Permanadikusumah dan Naganingrum kemudian memiliki anak lelaki bernama Surotama alias Manarah.
Surotama lahir pada 718 M. Saat Sanjaya menyerang Galuh ia masih kecil, berusia 5 tahun. Dalam sastra (literatur) Sunda klasik, Surotama dikenal sebagai Ciung Wanara. Di hari kemudian, kelak Ki Balangantrang, buyut dari ibunya, akan mengurai kisah tragis yang menimpa keluarga leluhurnya, sekaligus menyiapkan Manarah untuk melakukan balas dendam.
Untuk mengikat kesetiaan Permana terhadap pemerintahan pusat di Pakuan, Sanjaya menjodohkannya dengan Dewi Pangrenyep, puteri Anggada, Patih Sunda.
Sanjaya pun menunjuk putranya, Tamperan, sebagai Patih Galuh, yang menganut Buddha. Penunjukan Tamperan bukannya tak beralasan; melaluinya Sanjaya bisa mengontrol dan mengawasi sepak-terjang pemerintahan Galuh.
Di lain pihak, Permana pun terpaksa menerima kedudukan Raja Galuh. Ia segan menolak karena Sanjaya memiliki sifat seperti Purnawarman, baik hati terhadap raja bawahan yang setia namun tak mengenal ampun terhadap musuh-musuhnya. Posisi Permana dalam keadaan serba sulit. Sebagai Raja Galuh yang menjadi bawahan Raja Sunda, ia harus tunduk kepada Sanjaya yang telah membunuh kakeknya sendiri.
Sebagai solusinya, Permana memilih meninggalkan istana. Telah bulat tekadnya: ia akan bertapa di dekat perbatasan Sunda sebelah timur Sungai Citarum dan sekaligus juga meninggalkan istrinya. Pemerintahan ia serahkan kepada Tamperan, Patih Galuh yang menjadi “telik” sekaligus anak Sanjaya.
7. Tamperan ( 732 M – 783 M )
Ternyata, Tamperan mewarisi watak buyutnya, Mandiminyak yang senang membuat hubungan terlarang. Dengan Pangrenyep, istri Permana, Tamperan terlibat hubungan gelap. Hubungan rahasia mereka membuahkan seorang anak lelaki bernama Kamarasa alias Aria Banga (723 M). Hubungan terlarang ini terjadi karena beberapa alasan.
Pertama, ketika ditinggal suaminya pergi bertapa, Pangrenyep merupakan pengantin baru yang berusia 19 tahun. Kedua, baik Tamperan maupun Pangreyep umurnya sebaya dan telah mengenal satu sama lain ketika masih di Keraton Pakuan. Ketiga, keduanya sama-sama cicit Tarusbawa. Selain itu, mereka sama-sama merasakan penderitaan jiwa karena kehadiran mereka sebagai orang Pakuan yang kurang diterima di Galuh.
Agar hubungan gelapnya tak tercium oleh orang lain, Tamperan menyuruh seseorang untuk membunuh Permana. Dan setelah si pembunuh bayaran tersebut berhasil menghabisi Permana, sungguh malang ia pun dibunuh pula oleh orang-orang suruhan Tamperan. Langkah ini diambil Tamperan agar rahasianya tertutup rapat-rapat. Namun, sepandai-pandainya menyembunyikan kejadian ini akhirnya tercium oleh Ki Balangantrang.
Kepindahan Sanjaya
Pada 732 M Sanjaya mewarisi takhta Kerajaan Medang Kamulan (Bhumi Mataram) dari ibunya, Sannaha. Sebelum meninggalkan Pakuan, ia mengatur pembagian kekuasaan kepada Tamperan dan Resiguru Demunawan (lahir pada 646 M).
Sunda dan Galuh menjadi kekuasaan Tamperan, sedangkan wilayah Saunggalah (Kuningan) dan Galunggung diperintah oleh Resiguru Demunawan, putra bungsu Sempakwaja. Demunawan inilah yang kemudian mendirikan istana di Saunggalah, yang kelak sempat dijadikan istana raja-raja Sunda-Galuh selama beberapa kali.
8. Ciung Wanara ( 739 M – 783 M )
Keturunan Manarah dan Banga
Di pihak lain, Manarah (Ciung Wanara) diam-diam tengah menyiapkan rencana perebutan takhta Galuh dengan bantuan buyutnya, Ki Balangantrang, di Geger Sunten. Tamperan sendiri tak menaruh curiga sedikit pun terhadap Manarah karena telah menganggapnya seperti anak sendiri.
Nama Ciung Wanara terdapat pada naskah Babad Galuh dan Babad Pajajaran. Selain Ciung Wanara, ada pula tokoh-tokoh lain, misalnya Nyai Purbasari dan Lutung Kasarung. Padahal, selama ini Ciung Wanara dan Lutung Kasarung dianggap tokoh fiktif, bukan pelaku sejarah. Mungkin saja, cerita yang terdapat dalam babad-babad tersebut adalah peristiwa sejarah yang berkaitan dengan Kerajaan Galuh-Sunda yang disamarkan sehingga terkesan sebagai legenda atau foklor—padahal merupakan peristiwa sejarah.
Penyerbuan ke Galuh dilancarkan pada siang hari bertepatan saat pesta sabung ayam. Sebagaimana acara kebesaran lainnya, acara sabung ayam ini dihadiri semua pembesar Galuh, termasuk Banga. Manarah bersama pasukannya hadir dalam gelanggang sebagai peserta sabung ayam. Balangantrang sendiri bertugas memimpin pasukan Geger Sunten menyerang Keraton Galuh.
Penyerangan mendadak tersebut berhasil dalam tempo satu malam (sama seperti peristiwa ketika Sanjaya menguasai Galuh). Tamperan dan Pangrenyep termasuk Banga berhasil ditawan di gelanggang sabung ayam. Karena dianggap tak bersalah, Banga kemudian dibebaskan. Pada malam harinya Banga berhasil membebaskan orang tuanya, Tamperan dan Pangrenyep, dari tahanan.
Namun, tindakan Banga tercium oleh pasukan pengawal yang segera memberitahukan hal tersebut kepada Manarah. Terjadilah pertarungan antara Manarah dengan Banga yang berakhir dengan kekalahan Banga. Sementara itu, Tamperan dan Pangrenyep yang melarikan diri terbunuh oleh panah-panahnya yang ditembakkan oleh pasukan Manarah.
Perang Saudara
Sanjaya yang memerintah di Medang i Bhumi Mataram marah mendengar Tamperan tewas. Tak menunggu lama, Sanjaya dengan diiringi pasukan dalam jumlah besar menyerang ibukota Galuh. Di lain pihak, Manarah telah menduga bahwa Sanjaya takkan tinggal diam. Oleh karena itu, ia telah siap-siaga dengan pasukan yang juga didukung oleh sisa-sisa pasukan Indraprahasta (kerajaan ini saat itu telah berubah nama menjadi Wanagiri), dan raja-raja di daerah Kuningan yang pernah ditaklukkan Sanjaya.
Perang saudara sesama keturunan Wretikandayun pun meletus. Untung, perang itu dapat dihentikan atas prakarsa Rajaresi Demunawan (ketika itu sudah sangat tua, berusia 93 tahun). Perundingan gencatan senjata digelar di Keraton Galuh pada 739 M. Kesepakatan pun tercapai. Galuh harus diserahkan kepada Manarah dan Sunda kepada Banga. Sunda dan Galuh yang selama tahun 723-739 merupakan satu kekuasan terpecah kembali. Dalam perjanjian itu ditetapkan bahwa Banga merupakan raja bawahan, yang terpaksa diterima oleh Banga. Banga merasa, ia bisa tetap hidup karena kebaikan Manarah.
Untuk menjaga agar tak terjadi perseteruan, Manarah dan Banga dinikahkan dengan kedua cicit Demunawan. Manarah sebagai penguasa Galuh bergelar Prabu Jayaprakosa Mandaleswara Salakabhuwana memperistri Kancanawangi. Banga sebagai Raja Sunda bergelar Prabu Kretabhuwana Yasawiguna Hajimulya, berjodoh dengan adik Kancanawangi, Kancanasari.
Sebuah naskah buatan abad ke-13 (atau ke-14) memberitakan bahwa Rakeyan Banga pernah membangun parit di Pakuan. Hal ini dilakukannya sebagai persiapan untuk mengukuhkan diri sebagai raja yang merdeka dari Galuh. Lepasnya Pakuan dari Galuh terjadi setelah 20 tahun Banga menjadi penguasa Pakuan. Daerah yang termasuk kekuasaannya adalah sebelah barat Citarum. Ia memerintah selama 739–766 M.
Manarah memerintah di Galuh hingga 783 M. Lalu ia melakukan manurajasuniya, mengundurkan diri dari takhta Kerajaan untuk melakukan tapa hingga akhir hayat. Manarah wafat pada 798 saat berusia 80 tahun.
Dalam naskah-naskah babad, posisi Manarah dan Banga ini sering tidak sesuai, alias dikacaukan. Tidak saja dalam hal usia, dimana Banga dianggap lebih tua, juga dalam penempatan mereka sebagai raja. Dalam naskah-naskah tua, silsilah raja-raja Pakuan selalu dimulai dengan tokoh Banga. Kekacauan silsilah dan penempatan posisi itu mulai tampak dalam naskah Carita Waruga Guru yang ditulis pada pertengahan abad ke-18.
Kekeliruan paling menyolok dalam Carita Waruga Guru ialah Banga dianggap sebagai pendiri Majapahit. Padahal, Majapahit didirikan Wijaya pada 1293 M, 527 tahun setelah Banga wafat. Kekacauan ini dapat dilihat pula pada kisah pertemuan Pangeran Cirebon Walangsungsang dengan Sayidina Ali bin Abi Thalib yang masa hidupnya berselisih sekitar 8 abad lebih.
9. Dhamarsakti / Lutung Kasarung ( 783 M – 799 M )
Keturunan Manarah yang bernama Sang Mansiri atau Prabu Dharmasakti Wijaleswara kemudian menjadi penguasa Galuh . Berturut-turut setelah Dharmasakti, yang menjadi raja Galuh adalah Sang Tariwulan atau Prabu Kertayasa Dewakusaleswara (799-806), Sang Welengan atau Prabu Brajanagara Jayabhuwana (806-813), dan Prabu Linggabhumi (813-852). Takhta Galuh diserahkan kepada suami adiknya, yaitu Rakeyan Wuwus alias Prabu Gajah Kulon atau Gajah Kulwan (819-891), cicit Banga yang menjadi Raja Sunda ke-8. Rakeyan Wuwus beristrikan putri keturunan Galuh. Sementara itu, adik perempuan Rakeyan Wuwus menikah dengan putra Galuh yang kemudian menggantikan kedudukannya sebagai Raja Sunda bergelar Prabu Darmaraksa Bhuwana (Arya Kedatwan). Sejak 852 M, Kerajaan Sunda-Pakuan dan Galuh diperintah oleh keturunan Banga sebagai akibat perkawinan antara para kerabat keraton Pakuan, Galuh, dan Saunggalah.

Jumat, 18 September 2015

Ini Dia Photo-Photo Keindahan Selabintana Sukabumi

0 komentar




Gunung Sunda Sukabumi

0 komentar

Gunung Sunda Sukabumi

Gunung Sunda Sukabumi
Ini Sukabumi - Sob, Udah sebulan lebih saya tidak menulis artiel ataupun perjalanan di blog ini, soalnya beberapa watu lalu (02-02-2015) saya fokus dulu buat ngikutin Ujian Akhir Semester, karena saya sekarang baru selesai menjalani perkuliahan di semester lima, dan melanjutkan kembali ke semester enam. Untuk itu saya memohon keikhlasan do'anya dari sobat semua supaya saya bisa segera mendapakan apa yang saya cita-citakan selama ini. Aamiinn... :)
Oke sob, di kesempatan kali ini saya mau berbagi informasi tentang salah satu bukit / gunung yang pemandangannya itu indah bangeettt deehhh. Tempat itu adalah Gunung Sunda Sukabumi.
Sebenarnya, belum banyak orang yang tahu tentang keindahan alam yang bisa dilihat dari sini, soalnya gunung ini kalau dilihat dari bawah, terlihat biasa-biasa aja. Tetapi kalau sudah sampai diatas, hamparan pemandangan yang begitu indahnya siap memanjakan mata sobat semua.
Gunung Sunda Sukabumi

Lokasi Gunung Sunda Sukabumi

Gunung Sunda ini berada tepat di Kampung Jambelaer, Desa Padaasih, Kec Cisaat Kab. Sukabumi. Hanya berjarak sekitar 3 KM dari alun-alun cisaat, dan bisa ditempuh menggunakan sepeda motor ataupun mobil, karena jalannya sudah menggunakan aspal. Gunung Sunda ini juga cukup dekat dengan Jalur lingkar selatan Sukabumi via Cibolang, sehingga kalau sobat melewati jalur ini, sobat pasti bisa melihat dengan jelas Gunung Sunda ini dari bawah.

Alat Transportasi Menuju Gunung Sunda Sukabumi

Untuk menuju Gunung Sunda ini, sobat bisa menggunakan sepeda, sepeda motor, ataupun juga mobil. Kalau mau menggunakan jasa transportasi juga bisa, sobat bisa menggunakan jasa tukang ojek, atau juga pake angkot. Hanya saja kalau pake angkot harus carter dulu, soalnya ga ada angkot khusus menuju sana, biaya angkot juga cuman Rp.5000; per orangnya, sedangkan untuk ojek sekitar Rp.10.000;.
Untuk menjaga kebersihan dan mengembangkan Gunung Sunda ini, diperlukak kepedulian sosial dan juga keuangan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya kan kita membagi sedikit uang kita untuk ikut memelihara dan mengembangkan spot indah ini. Untuk tiketnya sendiri sebenarnya belum ditetapkan berapa-berapanya, tetapi secara globalnya bisa sekitar Rp.5000; per orang.
Gunung Sunda Sukabumi
Pembelian mesin pangkas rumput dan pembuatan tempat istiraha (saung)
yang salah satu sumber keuangannya berasal dari pembayaran tiket masuk
Sob, ini baru sedikit keindahan dari Gunung Sunda, selanjutnya silahkan sobat lanjut membaca artikel --> Inilah Yang Bisa Kita Nikmati Dari Gunung Sunda Sukabumi
Tapi artikel itu masih dalam antrian, jadi tetap kunjungi terus blog ini yaa.. :)
LDK AL-UMM TRIP TO GUNUNG SUNDA
Sebenarnya, waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke Gunung Sunda ini bukan siang hari, tetapi yang tepat itu adalah brangkat sore hari, karena bisa melihan matahari terbenam (sore), berkemah sambil melihat gemerlapnya cahaya malam di daerah Cisaat dan sekitarnya (malam), dan juga melihat indahnya matahari terbit diantara pegunungan (pagi).


#VisitSukabumi
#WonderfulSukabumi
#ExploreSukabumi
#GunungSunda
#MounthOfSunda
#CisaatSukabumi