Senin, 09 Juni 2014

Apa Benar Orang Sunda Berdarah Arya ?

  Apa Benar Orang Sunda Berdarah Arya
Fakta Sejarah Asal Usul Orang (Suku) Sunda Adalah Suku Pendatang

Banyak pakar yang menyatakan bahwa orang Sunda khususnya dan Indonesia umumnya adalah para pendatang dari daerah Yunan. benarkah itu ? (Ada ? sebuah fakta yang dapat dianggap dongeng tapi perlu kita cermati dengan seksama).



Di daratan Asia, kira-kira antara Pegunungan Hindukusj dan Pegunungan Himalaya ada sebuah dataran tinggi (plateau) yang bernama Iran-venj, penduduknya disebut bangsa Aria. Mereka menganggap bahwa tanah airnya disebut sebagai Taman Surga, karena kedekatannya dengan alam gaib. Namun, mereka mendapat wangsit dalam Uganya, bahwa suatu ketika bangsa Iran Venj akan hancur, sehingga bangsa Aria ini menyebar ke berbagai daerah. Salah satu gerombolan bangsa Aria yang dikepalai oleh warga Achaemenide menyebut dirinya sebagai bangsa Parsa dan pada akhirnya disebut bangsa Persi dan membangun kota Persi-Polis. Pemimpin Achaemenide bergelar Kurush (orang Yunani menyebut Cyrus).

Dalam perjalanan sejarahnya, mereka membantu bangsa Media yang diserang oleh bangsa Darius. Bahkan bangsa Darius dengan pimpinan Alexander Macedonia pun pada akhirnya menyerang Persi. Dan tak lepas dari itu bangsa Persi, pada jaman Islam pun diserang dan ditaklukkan. Begitu pula oleh Jengis Khan dari Mongol, dan pada akhirnya diserang pula oleh bangsa Tartar yang dikepalai oleh Timur-Leng. Rentang perjalanan sejarah bangsa Persi ini, menyadarkan mereka untuk kembali kepada nama asalnya, yaitu Iran (dari Iran-Venj).

Segerombolan suku bangsa Aria yang menuju arah Selatan, sampailah ? di tanah Sunda, tepatnya di Pelabuhanratu (sekarang). ? Para pendatang itu disambut dengan ramah dan terjadi akulturasi budaya di antara mereka, pendatang dan pribumi (Sunda) saling menghormati satu sama lainnya. Proses akulturasi budaya ini dapat kita lihat dalam sistem religi yang diterapkan, Pendatang mengalah dengan keadaan dan situasi serta tatanan yang ada. Batara Tunggal atau Hyang Batara sebagai pusat “sesembahan” orang Sunda tetap menempati tempat yang paling tinggi, sedangkan dewa-dewa yang menjadi “sesembahan” pendatang ditempatkan di bawahnya. Hal itu dapat dilihat dalam stratifikasi sistem “sesembahan” yang ada di daerah Baduy, dikatakan bahwa Batara Tunggal atau Sang Rama mempunyai tujuh putra keresa, lima dewa di antaranya adalah Hindu, yaitu : Batara Guru di Jampang, Batara Iswara (Siwa), Batara Wisnu, Batara Brahma, Batara Kala, Batara Mahadewa (pada akhirnya menjadi Guriang Sakti serta menjelma jadi Sang Manarah atau Ciung Manara), Batara Patanjala (yang dianggap cikal bakal Sunda Baduy). Akulturasi ini, tidak saja dalam lingkup budaya, melainkan dalam perkawinan.


Nun jauh di sana, di Fasifik sana, Bangsa Mauri dilihat secara tipologinya, mereka berkulit kuning (sawo matang), Postur tubuh hampir sama dengan orang Sunda. Nama-nama atau istilah-istilah yang dipergunakan, seperti Dr. Winata (kurang lebih tahun 60-an menjadi kepala Musium di Auckland). Nama ini tidak dibaca Winetou atau winoto tapi Winata . Beliaulah yang memberikan Asumsi dan teori bahwa orang Mauri berasal dari Pelabuhanratu. Hal yang lebih aneh lagi adalah di Selandia Baru tidak terdapat binatang buas, apalagi dengan harimau “maung”, tapi “sima” maung dipergunakan sebagai lambang agar musuh-musuh mereka merasa takut.




Memang tidak banyak yang menerangkan bahwa orangIndonesia (Sunda) yang datang ke pulau ini, kecuali tersirat dalam Encyclopedia Americana Vol 22 Hal 335. Bangsa kita selain membawa suatu tatanan “tata – subita” yang lebih tinggi, kebiasaan gotong royong, teknik menenun, juga membawa budaya tulis menulis yang kemudian menjadi “Kohao Rongo-rongoâ€? fungsinya sebagai “mnemo-teknik” (jembatan keledai) untuk mengingat agar tidak ada bait yang terlewat.


Benarkah Parahiangan sebagai Pusat Dunia yang Hilang (Atlantis) ?


Untuk memudahkan menjawab pertanyaan di atas, mari kita buktikan dengan benda-benda hasil karya mereka. Salah satunya adalah Trappenpyramide, yaitu limas bertangga).


Di Jawa Barat (Tatar Sunda), Limas bertangga ini dahulu berfungsi sebagai tempat peribadatan begitu pula bagi orang Pangawinan (Baduy) dan bagi orang Karawang yang masih memegang teguh dalam adat tatali karuhun tidak boleh membangun rumah suhunan lilimasan. Bagi orang Jawa Tengah, menurut Dr. H.J De Graaf “hunnebedden” dengan adanya candi-candi Hindu yang sudah sangat kental percampurannya, sehingga tidak lagi terlihat jati diri Jawa Tengahnya. Sedangkan candi-candi di Jawa Timur bentuk-bentuknya masih kentara keasliannya, karena tempelan budaya luar hanya sebagai aksesoris saja. Yang lebih jelas lagi di Bali, karena keasliannya sangat kentara.

Kembali ke daerah Polynesia, bangunan-bangunan purba “trappenpyramide” tersebar di pulau Paska hingga ke Amerika Selatan yaitu di Peru. Apa ada hubungannya dengan Sunda ?

Salah satu ekspedisi Kontiki – Dr. Heyerdahl, membuktikan dan memunculkan teorinya bahwa hal tersebut di atas merupakan hasil kebudayaan dari manusia putih berkulit merah (sawo matang). Walaupun teori ini banyak dibantah para ahli lainnya, namun dapat kita tarik satu asumsi bahwa manusia putih berkulit merah ini adalah manusia Atlantis yang hilang oleh daya magi.

Pembuktian ekspedisi Kontiki – Dr. Heyerdahl sekarang lebih terungkap itu ada benarnya. Sehingga bila melihat sejarah bahwa keturunan dari Tatar Sunda menyebrang hingga ke Polynesia itu adalah orang-orang Atlantis — yang memang karuhun kita selalu menyembunyikan dalam bentuk simbol — ? ekspansi kebudayaan dari Tatar Sunda ke daerah Polynesia, yaitu dengan adanya rombongan dari Palabuhanratu, dapat dibuktikan kebenaran-nya.!

Seperti uraian benarkah orang Sunda pendatang atau benarkah Parahiangan pusat Atlantis ? Di sini, silahkan sidang pembaca untuk menilai lebih jeli kebenaran yang ada, karena benar adalah benar ia harus absolut tidak relatif.































 in Translate===>
What Is The Sundanese Bloody AryaHistorical Facts The Origin of Persons (tribe) tribe is Sundanese ArrivalsMany scholars have stated that the Sunda particular and Indonesia in general are migrants from Yunnan region. is that correct? (There is a? A fact that can be considered a fairy tale but we need to look carefully).

In mainland Asia, roughly between Hindukusj Mountains and the Himalayas there is a plateau (plateau) named Iran-venj, the population is called the Aryans. They assume that the ground water is referred to as the Garden of Eden, because of its proximity to the supernatural. However, they got wangsit in Uganya, that once Venj Iranian nation will be destroyed, so that the Aryans spread to various regions. One of the gang headed by the Aryans who called himself a citizen of the nation Achaemenide Parsa and eventually called the Persian nation and build the city-Persian policy. Achaemenide leader holds Kurush (Greeks called Cyrus).In the course of its history, they helped the Medes were attacked by Darius nation. Even the leadership of Darius by Alexander the Macedonian was eventually invading Persian. And could not be separated from the Persian nation, the Islamic era was attacked and conquered. Similarly, by Genghis Khan of the Mongols, and in turn attacked by the Tartars also headed by the East-Leng. Span the history of the Persian nation, awaken them to return to its original name, namely Iran (Iran-Venj).A gang of Aryan tribes who head towards the south, and came? Sunda ground, precisely in Pelabuhanratu (now). ? The newcomers were greeted with friendly and acculturation occurs among them, newcomers and natives (Sunda) respect each other. The acculturation process can be seen in a religious system that is applied, entrants succumbing to the circumstances and situations as well as the existing order. Single or Hyang Batara Batara as the center of "god" Sundanese people still occupy the highest place, while the gods who become "god" settlers placed underneath. It can be seen in the stratification system of "god" in the area Baduy, said that Batara Tunggal or the keresa Rama has seven sons, five of whom are Hindu gods, namely: Guru in Jampang, Batara Iswara (Shiva), Vishnu , Brahma, Batara Kala, Batara Mahadeva (ultimately be transformed so guriang Way and the Manarah or Ciung Manara), Batara Patanjala (which is considered the forerunner of Baduy Sundanese). Acculturation is, not only in the sphere of culture, but in marriage.
Yonder, in Fasifik there, seen Mauri Nation typology, their yellow-skinned (dark brown), almost the same posture with the Sundanese. The names or terms used, such as Dr. Winata (approximately 60s became the head of the Museum in Auckland). This name is not read or Winoto Winetou but Winata. He who gives assumptions and theories that people come from Pelabuhanratu Mauri. It is even stranger is in New Zealand there are no wild animals, especially tigers "maung", but "sima" maung used as a symbol that their enemies were afraid.


It is not much to explain that orangIndonesia (Sunda) who came to this island, but implicit in the Encyclopedia Americana Vol 22 Things 335. Nations us apart brought an order "system - subita" higher, customs mutual assistance, the weaving technique, also brings writing culture which later became â € œKohao Rongo-rongoâ €? function as "mnemo-technique" (mnemonics) to remember that no temple will be missed.
Really Parahiangan as the Lost World Center (Atlantis)?
To make it easier to answer the above question, let us prove the objects of their work. One is Trappenpyramide, stepped pyramid that is).
In West Java (Tatar Sunda), the first stepped Limas serves as a place of worship as well as for the Pangawinan (Bedouin) and for those who still adhere to Falkirk in the customs tatali ancestor should not build houses suhunan lilimasan. For people in Central Java, according to Dr.. HJ De Graaf "hunnebedden" with Hindu temples mix tends to have very thick, so it is no longer visible identity of its Middle Java. While the temples in East Java is still subtle forms of authenticity, because foreign cultures patch only as accessories only. Clearer again in Bali, because authenticity is very subtle.Back to the Polynesians, ancient buildings "trappenpyramide" Easter island to spread to South America, namely in Peru. What to do with the Sunda?One of the Kontiki expedition - Dr. Heyerdahl, and led to his theory proves that the above is the result of human culture from the white-skinned red (dark brown). Although this theory is disproved many other experts, but we can pull the assumption that the white man is the red-skinned human Atlantis lost by the power of magic.Proof Kontiki expedition - Dr. Heyerdahl now be revealed that there is truth. So if you see the history that the descendants of Tatar Sunda crossing to Polynesia to it is the people of Atlantis - which is ancestor we always hide in the form of symbols -? expansion culture of Tatar Sunda region to Polynesia, namely by the entourage of Palabuhanratu, its provable truth.!Like a true description of the Sundanese comers or is it true center Parahiangan Atlantis? Here, please the readers to assess more carefully the truth, because there is right he should absolute not relative.
  • Stumble This
  • Fav This With Technorati
  • Add To Del.icio.us
  • Digg This
  • Add To Facebook
  • Add To Yahoo

0 komentar:

Posting Komentar