Senin, 15 Desember 2014

Legenda Sangkuriang Dan Dayang Sumbi


Fakta Sains di Balik Legenda Sangkuriang – Dayang Sumbi

Legenda Sangkuriang – Dayang Sumbi adalah sebuah legenda / cerita rakyat dari Tatar Sunda (Jawa Barat). Cerita ini disampaikan turun-temurun dengan mengkaitkan sebuah fenomena alam berupa gunung yang menyerupai perahu terbalik, atau lebih dikenal dengan istilah “Gunung Tangkuban Parahu”.
Gunung Tangkuban Parahu berada di perbatasan antara Kabupaten Subang dan Bandung, persisnya menurut administrasi pemerintahan masuk ke dalam wilayah Kecamatan Sagala Herang kabupaten Subang dan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
Dalam artikel ini, saya tidak akan mengulas lebih jauh tentang fenomena Gunung Tangkuban Parahu, namun saya ingin menguak fakta sains yang lain di balik legenda tersebut.
Secara garis besar, dalam legenda Sangkuriang – Dayang Sumbi, keduanya merupakan Ibu dan Anak (Sangkuriang = Anak), (Dayang Sumbi = Ibunya). Namun akibat suatu kejadian di masa lalu, dimana Sangkuriang masih berusia remaja diusir oleh Ibunya; Dayang Sumbi, akibat membunuh Bapaknya (Tumang), karena Sangkuriang tidak mengetahui Kalau Tumang adalah Bapaknya. Dari sejak pengusiran itulah kemudian Sangkuriang pergi mengembara ke suatu arah, tanpa pernah ingin kembali lagi ke pangkuan ibunya.
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun dilalui Sangkuriang dengan mengembara seorang diri. Gunung, hutan, lautan, dataran, pesisir telah ia taklukkan. Dalam sekian lama pengembaraannya itulah pada suatu masa Sangkuriang bertemu dengan seorang Wanita Cantik yang memikat hatinya, yang kemudian wanita tersebut tiada lain adalah Dayang Sumbi yang merupakan ibunda dari Sangkuriang.
Namun, pada awal pertemuannya, baik Sangkuriang maupun Dayang Sumbi tidak ada yang menyangka bahwa keduanya merupakan Ibu dan Anak. Dayang Sumbi yang awet muda tidak menyangka kalau Sangkuriang adalah Anaknya, karena telah sekian tahun dilewati, Dayang Sumbi menyangka anaknya tidak akan pernah kembali lagi. Begitupun Sangkuriang, ia tidak pernah membayangkan jika ia harus kembali lagi bertemu dengan Dayang Sumbi, karena dalam perjalannya ia tak pernah berbalik arah.
Yang Pertama menyadari bahwa keduanya merupakan Ibu dan Anak yang terlibat Asmara adalah Dayang Sumbi, yang ketika itu tengah berduaan dengan Sangkuriang. Dayang Sumbi melihat ada kemiripan cerita masa lalu yang diutarakan oleh Sangkuriang dengan peristiwa masa lalu ketika ia mengusir anaknya. Terlebih, Dayang Sumbi melihat tanda mencengangkan pada kepala Sangkuriang, karena ada semacam bekas luka akibat pukulan benda tertentu. Hal itu-pun menguatkan ingatan Dayang Sumbi ketika Mengusir Sangkuriang waktu dulu yang memukul Sangkuriang dengan sebuah benda berupa sinduk kayu.
Namun Sangkuriang membantah dengan keras ketika Dayang Sumbi menahan Asmaranya dan mengatakan jikalau dia adalah Ibunda dari Sangkuriang. Sangkuriang tidak terima dengan pengakuan Dayang Sumbi, dan tetap bersikeras bahwa tetap mencintai Dayang Sumbi, karena dalam pengembaraan Sangkuriang, dia tidak pernah merasa kembali berbalik arah, dan tidak pernah membayangkan untuk kembali pada pangkuan Sang Ibu. Hingga akhirnya, Dayang Sumbi selaku Ibu tidak ingin Asmaranya berlanjut, sehingga mensyaratkan Sangkuriang membendung Sungai Citarum dan membuat Perahu dalam satu malam. Sangkuriang Menyanggupi, walau akhirnya usahanya tetap digagalkan oleh Sang Ibunda Dayang Sumbi.
Sekarang kita akan mengupas, dimana letak fakta sains dari legenda di atas?
Dalam pandangan saya, sangat jelas dan nyata, bahwa legenda di atas merupakan bukti bahwa Masyarakat Tatar Sunda khususnya pada waktu legenda itu lahir, entah disadari atau tidak, telah membuktikan bahwa dataran bumi ini ternyata tidak lah terhampar rata, melainkan berbentuk bulat, hal ini sangat nyata terlihat dari lintasan pengembaraan Sangkuriang yang tidak pernah berbalik arah namun dapat bertemu kembali pada satu titik yang sama ketika ia mulai bertolak sewaktu di usir di masa remaja oleh ibunya.
Dengan melihat fakta sains di atas, legenda ini menjadi begitu ilmiah dan canggih jika kemudian dibandingkan dengan film sekelas Hollywood “Pirates of the Caribbean” yang diperankan oleh Johnny Depp, karena jika dilihat dari ceritanya, film Hollywood ini menggambarkan sebuah bumi yang mempunyai ujung, dan segala sesuatu yang dapat mencapai ujungnya akan terjerumus ke dalam jurang dan menjadi terbalik begitu saja.
  • Stumble This
  • Fav This With Technorati
  • Add To Del.icio.us
  • Digg This
  • Add To Facebook
  • Add To Yahoo

0 komentar:

Posting Komentar