Selasa, 24 Februari 2015

Sendratari sunda

RETNO HY/"PRLM"
RETNO HY/"PRLM"
DEWI Amba terus menerus menggoda Bisma yang menolak cinta Dewi Amba pada pegelaran Sendratari Asmara Amba bertempat di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Bandung, Kamis (24/5/12) malam.*
BANDUNG, (PRLM).- Kisah “Asmara Amba” dari epos Mahabharata dalam bentuk karya seni sendratari yang di gelar di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Bandung, Kamis (24/5/12) malam pukau ratusan penonton. Untaian cerita dalam bentuk gerak tari dan musik di dukung tata cahaya dan tata artistik panggung membuat alur cerita dengan mudah dipahami penonton.
Kisah cinta seorang Dewi Amba kepada Bisma dibawakan mahasiswa jurusan seni tari Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia (FPBS UPI) Bandung, berlangsung selama dua hari. “Tema yang diangkat masih sangat relevan dengan wacana kekinian, dengan mengangkat dan mengedepankan budaya lokal tanpa harus menutup mata terhadap kecenderungan global,” ujar Dekan FPBS UPI Bandung, Prof. DR. Nenden Sri Lengkanawati, M.Pd., dalam sambutannya.
Dramatari “Asmara Amba” berceritakan tentang perasaan cinta Dewi Amba, puteri sulung raja Kasi. Bersama dua adiknya Ambika dan Ambalika diboyong ke Hastina oleh Bisma dalam suatu sayembara.
Ketiganya dibawa ke Hastina untuk dinikahkan dengan Wicitrawirya, raja Hastina. Namun rasa cinta Amba hanya untuk Bisma seorang, karenanya Amba terus mengoda agar Bisma yang sudah bersumpah untuk tidak menikah.
Hingga puncaknya, rasa cinta Dewi Amba berujung pada kematian dirinya karena mata pedang yang terlepas dari busur Bisma. Rasa cinta Dewi Amba kepada Bisma dibawa mati, dan menurut cerita Dewi Amba kembali lahir sebagai Srikandi dan di perang Kurusetra Bisma mati di tangan Srikandi. (A-87/A-88)***
  • Stumble This
  • Fav This With Technorati
  • Add To Del.icio.us
  • Digg This
  • Add To Facebook
  • Add To Yahoo

0 komentar:

Posting Komentar